Jika di tanah air ada kaos Joger Bali dan Dagadu Jogja yang populer dengan kaos tematik, di Amrik ada clothing line yang fenomenal banget. Mereknya Johnny Cupcakes, yang kelahirannya dibidani oleh John Earle. Kisah suksesnya banyak ditulis banyak media global, seperti Forbes, BusinessWeek, INC Magazine, Wall Street Journal hingga New York Times. Mungkin sangat inspiratif banget ya? Nah, sebagai kisah sukses yang kali bisa memunculkan ide baru buat kalian, gue nyoba nuliskan kembali kisahnya dalam terjemahan bebas. Kalo agak melenceng dari teks aslinya maklumin aja ya, biar ente nggak serius amat..
Gue lahir tahun 1982. Waktu kecil gue suka merhatiin nyokap bokap banyak menghabiskan waktu di jalan dalam bekerja. Hal tersebut jadi menginspirasi gue untuk menjadi pengusaha, agar kelak kalo gue bekerja gue juga punya banyak waktu buat keluarga. Oh, so sweet...
Belajar dari kesulitan, ketika gue mengelutin sesuatu, gue punya passion yang kuat dan sangat terobsesi. Kali itu jadi modal yang baik untuk jadi entrepreneur ya? Bayangin, sebelum gue 16 tahun, gue sudah pernah bikin 16 usaha yang berbeda lho. Mulai dari buka lapak es lemon hingga pertunjukan sulap. Saking semangatnya saat temen-temen gue pada hang out sama cewek-cewek cute, gue malah gelar dagangan scarf.
Abis lulus SMA gue sempet break kuliah dan membuat grup band metal bernama Broken Wing (maaf jangan ngebayangin sesuatu yang renyah gurih dicocol sambel ya). Ketika gue bikin kaos untuk band gue, awalnya sebagai joke - ternyata setiap orang menyukainya! Bikin clothing line dengan tema makanan emang kerasa aneh buat sebagian orang. Tapi ternyata itu keren. Dengan identitas logo berupa cupcake dan tulang menyilang, cowok-cowok bilang kalau itu lucu. Sementar para cewek bilang itu cute.
Tahun 2002, gue lalu mulai jualan kaos di belakang mobil Toyota Camry '89. Kadang juga membawanya dalam tas besar saat tur bersama band gue. Orang-orang di beberapa bagian negeri mulai membeli. Eh nggak disangka kaos Johnny Cupcakes gue mencuri perhatian banyak orang! Gue lalu ngambil resiko berhenti kerja dan keluar dari band dekil eh' Broken Wing. Gue pikir usaha ini membutuhkan 100 persen tenaga gue.
Perlahan-lahan usaha gue bertambah besar, seiring kesibukan di rumah sebagai tempat awal usaha - seluruh keluarga gue terlibat menangani pesanan dan pengiriman. Bokap menangani stok barang di loteng rumah. Setelah menarik teman untuk bekerja membantu usaha, gue berpikir satu-satunya rencana berikutnya adalah membuka toko retail Johnny Cupcakes! Dan ketika hal itu jadi kenyataan, gue bayangin itu bakal jadi momen yang nggak terlupakan..
Di tahun 2004, akhirnya bokap dan gue membuat toko pertama gue dalam bentuk toko bakeri jadul, dimana gue menaruh kaos dalam reprigator dan rak kue! Kadang gue bikin baunya seperti sedang dipanggang. Ini lalu menjadi model untuk seluruh toko gue lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H