[caption caption="metropolitan.kompas.com"][/caption]
Hujan, hal selalu membawa masalah di sebagian tempat karena intensitasnya terlalu tinggi dapat mengakibatkan genangan bahkan banjir yang dapat melumpuhkan segala aktifitas dan rusaknya fasilitas umum seperti aspal jalan yang membahayakan pengendara. Umumnya air hujan mengumpul menempati ruang yang berada di bawah dan terserap tanah dan sebagian mengalir ke laut. Namun fenomena banjir menjadi agenda tahunan di sejumlah wilayah dan sampai musim penghujan ini banjir tahunan masih belum dapat teratasi. Siapa yang harus disalahkan? Saya tidak akan menyalahkan siapapun tapi saya menulis ini untuk mencoba memecahkan solusi.
Pada dasarnya sifat aliran fluida cair atau yang sering disebut air adalah mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah dan akan terserap oleh tanah secara langsung serta sebagian terus mengalir menuju laut lepas. Dari situ kita dapat menganalisa dari mana sebabnya tanah tidak dapat meresap serta mengalirnya tidak langsung ke laut.
Menurut saya penyebabnya adalah :
- Tidak seimbangnya debit air yang mengalir dengan daya tampung sungai yang ada, maka harus dilakukan normalisasi sungai serta memperhitungkan debit air yang akan mengalir pada saat hujan dengan intensitas tinggi dalam kurun waktu tertentu. semisal rata-rata hujan lebat sekitar 6 jam.
- Banyaknya bangunan yang tidak disertai dengan sistem drainase yang memadai. Sistem drainase yang memadai adalah drainase yang dapat menggantikan tanah peresap menjadi alur aliran yang dapat mengalir setara dengan tingkat resapan pada tanah. Semisal tanas seluas 1m persegi dapat menyerap 1L air dalam waktu 5 detik maka volume drainase juga harus mengalirkan air 1L dalam wakti 5 detik.
- Rendahnya tingkat kesadaran membuang sampah sembarangan seperti ke sungai. Sampah merupakan hal sepele dan akan berakibat fatal jika jumlah besar. Disini peran pemerintah daerah dapat menerbitkan perda untuk melarang pembuangan sampah sembarangan serta memberi hukuman atau denda pada pelaku serta akan memberikan reward menggiurkan bagi pelapor beserta bukti nyata maka akan jera para pelaku pembuang sampah sembarangan.
Dari tiga hal tersebut saya yakin tidak ada agenda banjir tahunan yang mampir di negeri ini kecuali banjir rob. Karena banjir rob merupakan fenomena tingginya gelombang pasang air laut pada waktu tertentu maka dapat di tanggulangi dengan membuat pagar pelindung yang tepat secara fisik, ketinggian, serta ketahanannya. Negara ini negara kaya, tidak akan kurang biaya untuk mewujutkan hal tersebut asal tidak ada pelaku korupsi. Dan sebagai penutup ada pepatah “selama korupsi semakin menjadi jadi jangan di harapkan adanya pemerataan”, mengutip dari lagu bang haji Rhoma dalam judul Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H