Desember memberikan banyak cerita, sebagai penghujung tahun, bulan terakhir yang sarat makna tentang kebahagiaan, begitu banyak hari-hari raya nasional, hari ulang tahun, dan yang teristimewa adalah kelahirang Sang Juruselamat, Putra Allah di dunia, bumi kita berpijak.
Nusa Tenggara Timur yang penduduknya mayoritas Katolik dan Kristen Protestan, tentu sebagai salah satu jemaat yang merayakan, turut berbahagia atas kedatangan Sang Penebus manusia ke dunia yang fana ini. Iya, fana.
Bagaimana menerjemahkan makna kebahagiaan dalam konteks kampung sendiri, di Kecamatan Ki'e, Kabupaten Timor Tengah Selatan yang secara objektif tidak mendukung, tentunya keningmu dikerutkan bukan?
Saya sebagai subjek, tentunya dengan berbagai predikat kreatif harus di kontekskan dengan situasi, baik itu situasi musim hujan, jarak 6 hingga 7 KM dari rumah ke gedung gereja, tanpa transportasi pribadi, dan jalan berlubang dan berlumpur menggenapkan sebuah keputusan, keputusan untuk natal di rumah saja.
Dengan keadaan fisik yang tidak mendukung ini, tiada nuansa natal yang mengingatkan saya, yang sempat lupa. Rumah di desa yang berdekatan minimal 50m dengan sekali-kali terdengan musik dari beberapa jarak rumah, hanya terdengar lagu-lagu DJ dan lagu-lagu lokal masyarakat Timor.
Kicauan burung kala mentari menyingsing, kokok dan kotekan ayam, desiran angin, gonggongan anjing dari lahan-lahan pertanian yang jauh, gerimis hingga derasnya hujan, hingga bunyi jangkrik menutup album cerita sehari, semuanya meyakinkan saya akan musim tanam, adalah kebahagiaan sebagai kodrad tertinggi di bilan Desember. Saya pun memutuskan mengisi hari libur di lembah dan padang, serta lahan pertanian sang ayah dan ibu, adalah Desember saya yang kelabu.
Tidak ada perdebatan dalam penulisan ini, sebab tulisan ini merupakan isi dari kolaborasi rasa dan realistis di desa, dan dalam momen Natal 2020 ini, semoga kedatanganNya memperbaharui semua jemaat dari segala noda dosa, semoga intim dari doa-doa ini menjadi amin.
Catatan: hasil refleksi pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H