Isu ini bisa menjadi amunisi tambahan bagi Ganjar dan bumerang bagi PDIP, tinggal bagaimana langkah selanjutnya yang akan diambil oleh PDIP, tetap mengusung Puan dan melepaskan Ganjar untuk disusung partai lain atau mengambil langkah berani dengan mengusung Ganjar.
PDIP sudah seharusnya melihat besarnya potensi yang dimiliki dengan mengusung Ganjar, namun ada resiko tersembunyi dibaliknya yaitu harus rela tidak mencalonkan Puan, anak sang ketua umum PDIP.
Mendekati pemilu 2024 menjadi momentum 5 tahun sekali, oleh sebab itu banyak partai menyiapkan hal tersebut 1-2 tahun menjelang pemilu.
Gempuran dari berbagai sisi bukan hanya menjadi tantangan bagi sebuah partai tetapi bagi tokoh-tokoh yang namanya selalu hilir mudik menduduki bursa capres. Tindak tanduk dalam menentukan langkah pun perlu diperhatikan, salah langkah bisa saja menjadi senjata bagi lawan untuk menjatuhkan.
Sebagai contoh dalam fenomena banteng versus celeng, tindakan yang seharusnya tidak dilakukan bisa berdampak pada keberlangsungan partai kedepannya. Label partai yang tidak demokratis tentu akan membentuk opini di masyarakat dan mempengaruhi perilaku pemilih dalam memilih PDIP nantinya.
Tindakan yang dilakukan akan menciptakan sebuah respon balik dari masyarakat dan membentuk stereotype masyarakat terhadap partai tersebut. Strategi yang tepat dapat menjadi tameng dan senjata yang cukup ampuh dalam melawan kerasnya persaingan pemilu 2024.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H