Karawang adalah salah satu kota padi, kota perjuangan dan kota industri terbesar yang ada di provinsi Jawa barat yang memiliki banyak cerita budaya serta ciri khas tersendiri salah satunya yaitu "Goyang Karawang" yang membuat pinggul warga Karawang bergerak ke kanan maupun ke kiri.
Goyang Karawang ini adalah identitas kebudayaan Indonesia yang masih kuat atau mampu bertahan di era globalisasi dan budaya budaya asing dari luar. Goyang Karawang ini adalah produk budaya sejarah Indonesia yang masih tenar di kalangan warga Indonesia terutama warga Jawa barat dengan goyangan pinggul yang khas sehingga menarik perhatian warga untuk senantiasa mengikuti event maupun acara Goyang Karawang sebab itu lah budaya ini masih melekat di kalangan sosial karna sering di lestarikan bahkan di publikasikan di Channel Youtube, media sosial dan lain lain.
Goyang Karawang ini senantiasa di perkenalkan kepada masyarakat Indonesia dan sampai saat ini masih di gunakan dalam acara acara besar seperti HUT Kabupaten Karawang, acara yang diadakan oleh pemerintah Jawa barat hingga acara besar yang ada di Indonesia sehingga tidak hanya warga Indonesia yang mengetahui Goyang Karawang ini tetapi Warga asing juga harus mengetahui semua budaya yang ada di Indonesia agar tidak hanya budaya luar saja yang mudah masuk ke Indonesia tetapi budaya indonesia juga harus mudah di kenal di manca negara.
Akan tetapi Goyang Karawang ini sebelumnya memiliki masalah atau kontroversi pada saat itu di karena kan Goyang Karawang ini di sebut sebut goyangan erotis di karena kan masyarakat berasumsi gerakan yang ada di goyang Karawang ini tidak etis karenakan memiliki gerakan yang erotis sehingga masyarakat berpandangan negatif terhadap goyang Karawang. Karena ini tentunya membuat nama dan citra kabupaten Karawang menjadi buruk.
Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana memberikan upaya supaya nama "Goyang Karawang" ini kembali bersinar dan tidak dipandang buruk lagi oleh warga sekitar salah satunya dengan mengadakan Festival Goyang Karawang dan di hadiri oleh warga sekitar sebanyak 17.000 orang dengan meriah sehingga hal ini menjadi prestasi bagi Kabupaten Karawang karna berhasil tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai festival yang dilaksanakan dengan penari terbanyak di Indonesia sehingga nama Karawang kembali naik dan harum di kalangan masyarakat sosial.
Pada awalnya gerakan Goyang Karawang ini tidak lah tarian yang erotis dan tarian ini lebih merujuk ke kesenian ronggeng yang biasanya ditampilkan pada kesenian topeng banjet atau bajidor yang sedang populer pada saat itu. Seiring perkembangan waktu gerakan tari erotis yang sangat sensualitas di pandang negatif di kalangan di karena kan gerakan tidak etis di perlihatkan kepada masyarakat sosial yang membuat kontroversi terhadap Goyang Karawang ini.
Masyarakat di Karawang pada umumnya adalah agraris sehingga untuk memikirkan suatu gerakan, konsep atau kreasi seni sangat lah pusing dikarenakan warga karawang sibuk memikirkan lahan pertanian daripada keseniannya sehingga mereka hanya menggunakan metode mendengar melihat dan rasakan pada saat itu maka sangat sederhana cara berfikir mereka untuk menentukan kebudayaan pada zaman dahulu. Pada dasarnya kesenian yang ada di karawang terbuat dari gerakan dan kebiasaan aktivitas sehari hari sehingga kesenian yang ada di Karawang menggambarkan kebiasaan yang ada di karawang.
Goyang karawang ini memiliki irikhas seperti kebudayaan kebudayaan yang lainnya maka dari itu indonesia itu beragam jeisanya jangan sampai banyak nya kebudayaan kita sehingga tidak di lestarikan oleh masyarakat sosial sampai sampai di klaim oleh tetangga sebelah sudah berapa banyak budaya kita di klaim oleh negara luar seperti batik wayang kulit hingga tarian tradisional maka dari itu mari kita kembangkan budaya kita dan jadi kan idetintas nasional sehingga di kenal oleh masyarakat luar dan juga itu bisa menjadi prestasi bagi negara indonesia yang memiliki banyak budaya yang unik. pada saat ini pemuda yang ada di indonesia ini masih kurang peka atau kepedlian terhadap kebudayaan daerah tersendiri sehingga pudarnya budaya yang sudah turun menurun dari nenek moyang kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H