Bulan April tahun 2013 yang lalu, tepatnya pada tanggal 16, saya menyaksikan sebuah tayangan berita di RCTI. Tayangan tersebut memberitakan CEO MNC Grup, Hary Tanoesoedibjo sedang memberikan motivasi dalam seminar nasional “Polypreneur, Be a Real Entrepreneur Whereever You concern At." Seminar tersebut diikuti oleh ratusan mahasiswa.
Dalam seminar itu, Hary Tanoe memberikan tendensi yang besar terhadap peranan generasi muda dalam berwirausaha secara mandiri dan berkualitas. Indonesia memiliki populasi penduduk muda paling besar yakni 70% di bawah umur 40 tahun, sehingga generasi muda-lah yang seharusnya berperan penting di negara ini. Selain itu, Hary Tanoe juga berpendapat bahwa untuk menjadi wirausahawan, diperlukan etos kerja yang tinggi, kualitas, kepribadian yang baik, spirit yang tinggi, tujuan (destiny) yang jelas, fokus dan disiplin, kecepatan dalam mengambil keputusan dan berani menerima resiko.
Profil wirausahawan seperti yang diharapkan oleh Hary Tanoe ini mungkin terlampau idealis bagi kebanyakan orang yang memiliki banyak keraguan untuk memulai inofasi. Akan tetapi, tidak demikian dengan seorang warga Desa Jetis, Kecamatan Kemangkon, Purbalingga. Warga tersebut adalah Tri Setiyono, S.Pd. Beliau adalah Guru di SMTK SETIA Purbalingga yang mengajarkan mata pelajaran Sosiologi, Ekonomi, dan Geografi. Namun, dalam kesibukannya sebagai guru, beliau juga adalah seorang wirausahawan yang memiliki kriteria-kriteria seperti yang disebutkan oleh Hary Tanoe tersebut. Beliau mampu memanfaat hal-hal yang dibuang dan tak dianggap untuk membuat lapangan kerja dan menghasilkan uang. Memanfaatkan limbah kaca untuk menghasilkan produk-produk siap pakai dan dipasarkan di dunia usaha. Tak hanya itu, usahanya pun ikut menyerap tenaga kerja sehingga mengurangi angka pengangguran di lingkungannya. Tentu tidak mudah, beliau juga harus mengalami masa-masa paceklik yang suram namun etos kerja yang tinggi, kualitas, kepribadian yang baik, spirit yang tinggi, tujuan (destiny) yang jelas, fokus dan disiplin, kecepatan dalam mengambil keputusan dan berani menerima resiko, membuatnya tetap kokoh sebagai seorang wirausahawan.
Hasilnya, beliau didaulat sebagai salah satu tokoh muda yang memberikan dampak signifikan bagi perkembangan perekonomian rakyat di wilayahnya. Saya bangga dapat mengenal Pak Tri Setiyono. Beliau juga selalu menginspirasikan siswa-siswi di SMTK SETIA Purbalingga agar dapat berwirausaha, bahkan sesekali melibatkan mereka pada hari libur untuk bekerja bersamanya sekadar menambah pengalaman dan penghasilan siswa-siswa tersebut.
Guru teladan yang patut diteladani semangat dan kerja kerasnya. Seorang generasi muda yang tangguh. Generasi muda yang jadi tulang punggung Negara. Generasi muda yang tidak hanya menghabiskan banyak waktu untuk berteori atau pula berorasi, tetapi juga bekerja. Generasi yang revolusionis. Generasi Revolusi Mental.
(Deflit Dujerslaim Lilo)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H