Manten Tebu atau biasanya di sebut juga pernikahan tebu adalah salah satu foklor dari daerah tegal jawa tengah yang sampi saat ini masih di lakukan. Â manten tebu menandai datangnya musim giling atau musim panen tebu akan segera berlangsung. tradisi tersebut yakni menikahkan dua batang tebu yang di dandani layaknya sepasang pengantin pria dan wanita, yang kemudian diarak mengelilingi pabrik tebu dan berakhir di mesin penggilingan.
Tradisi ini diselenggarakan sebagai ritual upacara adat untuk meminta keselamatan dan hasil gula yang baik. upacara ini bukan sekedar ritual para pekerja dan petani tebu, namun telah sebuah adat yang setiap tahun di selenggarakan.
disamping upacara manten tebu ini berlangsung biasanaya pabrik mengadakan pesta rakyat yang berlangsung 1 bulan full, pesta rakyat tersebut di beri nama "metikan". jadi setelah pengantin tebu di giling hari berikutnya masyarakat akan memerahkannya dengan metikan, metikan disini jika di artikan dalam bahasa indonesia adalah pasar malam, disana masyarakat dapat sepuasnya menikmati kuliner yang tersedia, bukan hanya itu, masyarakat juga bisa berbelanja bahan makanan, pakaian, mainan, serta parabotan dengan harga yang jauh lebih murah, masyarakat juga dapat menaiki berbagai wahana yang ada di metikan dengan harga yang murah.Â
Tradisi pengantin tebu merupakan warisan budaya secara turun temurun yang harus dilestarikan sebagai tanda bersyukur kepada hasil bumi yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa. Tak hanya itu, karyawan pabrik juga berharap selalu diberi keselamatan dalam bekerja menggiling tebu menjadi gula.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI