Mohon tunggu...
Defina Ariani
Defina Ariani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya adalah Mahasiswa Pariwisata Universitas Pancasila

Ku suka jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Candi Borobudur: Pariwisata Sekaligus Mata Pencaharian bagi Warga Lokal

10 Juli 2023   13:00 Diperbarui: 10 Juli 2023   13:05 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Candi Borobudur, sebuah keajaiban arsitektur Buddha abad ke-8 yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia, telah menjadi salah satu daya tarik wisata utama di negara ini. Selain keindahan dan sejarahnya yang memukau, Candi Borobudur juga memiliki potensi besar sebagai sumber mata pencaharian bagi warga lokal. Konsep pariwisata berkelanjutan berperan penting dalam memastikan bahwa kehadiran wisatawan di Candi Borobudur memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat setempat.

by detikcom

Salah satu aspek penting dari pariwisata berkelanjutan di Candi Borobudur adalah pengembangan ekonomi lokal. Wisatawan yang berkunjung ke candi ini memberikan peluang ekonomi yang signifikan bagi penduduk sekitar. Banyak warga lokal yang terlibat dalam industri pariwisata, mulai dari pengelolaan penginapan, restoran, toko oleh-oleh, hingga jasa pemandu wisata. Dengan adanya pariwisata berkelanjutan, pendapatan masyarakat lokal dapat ditingkatkan secara berkelanjutan, sehingga mereka dapat mempertahankan dan meningkatkan taraf hidup mereka.
Selain itu, pariwisata berkelanjutan di Candi Borobudur juga berfokus pada pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab. Upaya konservasi dan keberlanjutan lingkungan sangat penting untuk menjaga keindahan candi ini dan alam sekitarnya. Pengelolaan yang baik meliputi pengurangan limbah, penggunaan energi yang efisien, dan perlindungan terhadap flora dan fauna endemik di sekitar candi. Melalui pendekatan pariwisata berkelanjutan, warga lokal diberdayakan untuk menjadi agen perubahan dalam menjaga kelestarian lingkungan dan menjaga Candi Borobudur tetap indah untuk generasi mendatang.

Selain memberikan manfaat ekonomi dan menjaga lingkungan, pariwisata berkelanjutan di Candi Borobudur juga melibatkan partisipasi aktif dan inklusif dari masyarakat lokal. Ini mencakup pendidikan dan pelatihan bagi warga setempat untuk mengembangkan keterampilan dalam industri pariwisata. Dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan, masyarakat dapat terlibat dalam berbagai sektor pariwisata, seperti pemandu wisata, seni dan kerajinan, dan kegiatan budaya lainnya. Hal ini tidak hanya meningkatkan kesempatan kerja, tetapi juga meningkatkan rasa memiliki dan kebanggaan masyarakat terhadap warisan budaya mereka.
Pariwisata berkelanjutan di Candi Borobudur juga harus memperhatikan aspek sosial. Dalam konteks ini, penting untuk memastikan keterlibatan dan manfaat yang adil bagi masyarakat lokal. Hal ini dapat dicapai melalui pembagian pendapatan yang adil, pengembangan komunitas lokal, dan pelestarian budaya. Selain itu, partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan pariwisata harus dipromosikan, sehingga suara mereka didengar dan kepentingan mereka terwakili.
Pariwisata berkelanjutan di Candi Borobudur memiliki dampak yang positif sebagai mata pencaharian bagi warga lokal. Pengembangan ekonomi lokal, pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab, partisipasi aktif dan inklusif dari masyarakat, serta perhatian terhadap aspek sosial merupakan elemen kunci dalam konsep ini. Melalui pendekatan pariwisata berkelanjutan, Candi Borobudur dapat menjadi contoh yang berhasil dalam menjaga keberlanjutan budaya dan alam, sambil memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat setempat. Dengan upaya yang berkelanjutan, Candi Borobudur dapat terus menginspirasi pengunjung dari seluruh dunia dan memberikan kontribusi yang berarti bagi pembangunan lokal dan kelestarian lingkungan.
Pariwisata berkelanjutan di Candi Borobudur juga melibatkan upaya dalam mengurangi dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh lonjakan jumlah wisatawan. Salah satu tantangan dalam menjaga keseimbangan antara pariwisata dan kelestarian lingkungan adalah pengaturan jumlah kunjungan. Pengelolaan kapasitas pengunjung yang tepat dapat memastikan bahwa Candi Borobudur tidak terlalu terbebani oleh keramaian yang berlebihan, sehingga tetap dapat dinikmati oleh wisatawan dengan pengalaman yang optimal. Pembatasan jumlah kunjungan juga membantu menjaga integritas struktur fisik candi dan mencegah kerusakan yang disebabkan oleh tekanan manusia yang berlebihan.
Selain itu, pendekatan pariwisata berkelanjutan juga mempromosikan pendidikan dan kesadaran terhadap warisan budaya dan sejarah Candi Borobudur. Pengunjung diberikan pemahaman yang lebih dalam tentang makna dan nilai budaya dari candi ini melalui pemandu wisata yang terlatih dan program edukasi yang diselenggarakan di tempat tersebut. Dengan meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap warisan budaya, wisatawan diharapkan akan berperilaku dengan hormat dan bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat setempat.
Keterlibatan komunitas lokal juga merupakan aspek penting dalam pariwisata berkelanjutan di Candi Borobudur. Masyarakat sekitar candi memiliki pengetahuan dan keahlian yang unik tentang warisan budaya dan tradisi lokal. Melibatkan mereka dalam pengembangan produk wisata, seperti kerajinan tangan atau kuliner khas, dapat memberikan nilai tambah bagi wisatawan dan juga memberdayakan masyarakat lokal untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Kolaborasi antara pengelola candi dan masyarakat lokal juga penting dalam mengembangkan kegiatan budaya dan acara yang memperkaya pengalaman wisatawan.
Pemerintah dan pengelola Candi Borobudur juga memiliki peran penting dalam mendukung pariwisata berkelanjutan. Mereka harus mengadopsi kebijakan yang berpihak pada pelestarian lingkungan, pengembangan ekonomi lokal, partisipasi masyarakat, dan pelestarian budaya. Selain itu, investasi dalam infrastruktur yang berkelanjutan, seperti sistem pengelolaan limbah dan energi terbarukan, dapat membantu mengurangi dampak negatif pariwisata terhadap lingkungan.

Referensi
Harsana, M. (2015). Aspek-aspek pengembangan pariwisata kawasan  Borobudur. Prosiding Pendidikan Teknik Boga Busana. http://suaramerdeka.com/
Rakhman, C. U. (2019). Analisis Pasar Wisatawan Nusantara di Candi Borobudur. Jurnal Kepariwisataan: Destinasi, Hospitalitas Dan Perjalanan, 3(2), 79–87. https://doi.org/10.34013/jk.v3i2.33

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun