Apa yang lazimnya orang cari dari sebuah kedai kopi? Kelana rasa dalam pusaran secangkir kopi? Bubungan uap hangat yang tebarkan aroma wangi? Atmosfer yang nyaman untuk sekedar bertukar cerita dan bercengkerama? Atau nuansa kedai kopi yang hadirkan sensasi “melihat dan dilihat”?
Apa yang saya cari dari sebuah kedai kopi siang ini, lebih dari sekedar apa yang lazimnya orang cari dari sebuah kedai kopi.
Berbekal secarik ulasan minim informasi lokasi, siang itu, di bawah teriknya mentari pukul dua belas, kami melenggang tak tentu ke seputar area Blok M.
“Coba browsing yang bener alamatnya,” tukas mas Bayu mulai tak sabar setelah kami berputar-putar di sekitar area Blok M Square.
“Nggak ada, Mamas. Ini cuma ditulis: depan tulisan Blok M Square persis.”
Berjalan di bawah terik mentari dan menemukan bahwa tulisan “Blok M Square” ternyata tidak hanya ada satu membuat kesabaran saya ikut mengikis. Deretan ruko sepanjang jalan yang hampir semuanya menjaja sandang; semakin membuat sangsi akan keberadaan kedai kopi.
Hingga akhirnya mata saya tertumbuk secara tak sengaja pada standing banner berbentuk VW Combi bertuliskan “Filosofi Kopi”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H