Mohon tunggu...
Defikha Dhiyaulhaq
Defikha Dhiyaulhaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

haiii :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Buka Luwur Budaya Masyarakat Kudus

5 Desember 2021   09:03 Diperbarui: 5 Desember 2021   09:16 2353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Buka Luwur adalah salah satu dari budaya masyarakat Kudus, yang  di antaranya dilestarikan dan diturunkan dari generasi ke generasi untuk menghormati Sunan Kudus sebagai leluhur. Tradisi buka luwur merupakan tradisi di kota Kudus, tepatnya di Desa Kauman Kecamatan Kota Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Tradisi ini dilaksanakan setiap pergantian tahun hijriyah atau setiap 1 Muharam. Dilakukan satu tahun sekali untuk mengenang jasa Sunan Kudus dalam mengembangkan agama Islam di Kudus. Tepatnya dimulai pada tanggal 1 Muharam hingga puncaknya pada tanggal 10 Muharam. Tradisi ini memiliki banyak serangkaian acara. Dimulai dari pelepasan kain kelambu/kain mori sebagai penutup makam yang membungkus nisan, bangunan dan cungku disekitar makam Sunan Kudus.

Latar belakang adanya Buka Luwur adalah untuk mengenang jasa Sunan Kudus dalam perjuangan dan  teladan dalam menyebarkan agama Islam di Kudus dan sekitarnya. Para alim ulama Kudus bersepakat memberi nama tradisi ini "Buka Luwur". Dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahpahaman bahwa tradisi ini untuk memperingati wafatnya Sunan Kudus "haul". Karena sampai saat ini belum ditemukan sejarah yang menerangkan kapan persis wafatnya Sunan Kudus.

Buka Luwur sebagai salah satu budaya masyarakat Kudus, diyakini belum dipahami oleh semua masyarakat Kudus. Terlebih pada makna dan nilai yang terkandung dalam Buka Luwur.  Alasan paling kuat yang mendasari masyarakat kudus melaksanakan tradisi Buka Luwur tanpa mengerti makna dan nilainya adalah bagi masyarakat Kudus, Sunan Kudus adalah sosok yang sangat dihargai dan dihormati karena kontribusi besarnya dalam perkembangan agama Islam di Kudus dan membawa masyarakat menuju jalan yang benar dan zaman pencerahan. Oleh karena itu, sebagai wujud kasih sayang dan penghormatan masyarakat Kudus, mengadakan Buka Luwur yang ditujukan dalam rangka memperingati haul Sunan Kudus karena tanggal wafat Sunan Kudus tidak diketahui secara jelas dan pasti. Tidak ingin menimbulkan kesalahpahaman tentang tanggal wafat Sunan Kudus maka diberi nama Buka Luwur.

Tradisi Buka Luwur memiliki rangkaian acara yang berlangsung selama 10 hari mulai tanggal 1 sampai 10 Muharam. Dimulai dari:

  • Pencucian Pusaka Sunan Kudus

Rangkaian tradisi buka luwur diawali dengan pencucian pusaka Sunan Kudus berupa keris yang bernama Cinthaka atau Ciptaka. Keris ini, memiliki makna dan nilai yang berupa simbol kebesaran beserta kekuasaan Tuhan yang menciptakan alam semesta Pencucian pusaka diawali dengan ziarah dan doa ke makam Sunan Kudus.

  • Pengajian malam 1 Muharam

Setiap pergantian tahun hijriyah kaum muslim selalu melakukan doa akhir dan awal tahun. Pada malam itu juga dimulainya tradisi buka luwur dengan diadakannya Pengajian Umum. Pengajian malam 1 Muharam sebagai tanda kebebasan yang diperoleh kaum muslim dari zaman Jahiliyah.

  • Pelepasan Luwur Pesarean

Pelepasan kain-kain luwur makam Sunan Kudus hanya dilakukan oleh orang tertentu seperti para sesepuh, kyai atau tokoh masyarakat. Secara simbolis pembukaan ini, dilakukan didalam Sunan Kududs yang kemudian diikuti pelepasan luwur diluar dan disekitar makam Sunan Kudus.

  • Munadharah Masa'il Diniyyah

Merupakan sebuah forum belajar untuk memperdalam ilmu-ilmu agama terlebih ilmu fiqih yang membahas permasalahan yang muncul dizaman sekarang yang dihadiri oleh para alim dan kyai seklaigus terbuka untuk kalangan umum.

  • Khataman Al Qur'an

Khataman ini ditujukan sebagai hadiah khusus untuk Sunan Kudus dan para msayarakat merasakan berkah khataman ini.

  • Santunan Anak Yatim

Bulan Muharam merupakan bulan anak yatim, sehingga dianjurkan bagi umat Islam untuk member santunan, selain itu member kasih sayang dengan cara mengelus bagian kepala.

  • Masak Bubur Syuro

Bubur Syuro merupakan sedekah Nabi Nuh ketika selamat dari banjir pada 10 Muharam. Bubur ini terdiri delapan bahan beras, jagung, kedelai, ketela, kacang tolo, pisang, kacang hijau dan kacang tanah.

  • Pengajian Malam 10 Muharam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun