Ada sebuah pertanyaan. Â Sesulit apakah kita berjuang mendapatkan cinta dari isteri tercinta sebelum menikah ? Jika jawaban sangat sulit maka berarti selama berumah tangga tentu saja kita harus mampu mempertahankan cinta yang telah didapatkan dari sang isteri serta berusaha menghadapi ujian cinta yang menyertai perjalanan rumah tangga kita sesulit apapun yang terjadi. Begitupula yang mudah mendapatkan cintanya tetap standarnya ya harus melakukan hal yang sama seperti yang telah dijelaskan di atas tadi. Jangan karena mudah lalu begitu saja berani mempermainkan cinta, tentu tidak juga seperti itu.
Ingat jika isteri kita memiliki kelebihan dalam bentuk fisik, inner beauty atau memiliki kecerdasan yang luar biasa, mungkin patut menjadi kebanggaan asalkan kita bisa saling menjaga agar rumah tangga kita tetap berjalan baik sesuai koridor aturan yang  berlaku. Namun jika kemudian kita mendapatkan banyak kelemahan ada pada diri sang isteri. Tunggu dulu, jangan berlaku gegabah. Jika kita telah melakukan ijab kabul di hadapan penghulu sama artinya kita telah  berjanji di hadapan Tuhan. Justeru dengan adanya kelemahan itu sebagai suami harus mampu melengkapinya dengan kelebihan yang dimiliki. Jika seorang wanita sudah menjadi isteri kita maka dialah ratu dari perjalanan hidup seorang suami selama hidupnya.
Ingat kelemahan itu bukan kesalahan. Jikapun isteri kita melakukan kesalahan tentu ada sarana permaafan jika kesalahannya masih bisa dimaaafkan kecuali melakukan sesuatu yang sudah di luar batas yang  bertentangan dengan norma dan juga agama. Selama kesalahannya masih dalam kapasitas bisa dimaafkan maka selain memaafkan sebagai suami harus menuntun agar ia tidak mengulangi kesalahannya lagi. Teguran memang perlu dilakukan akantetapi kemduian suami pun mesti memberikan teladan baik hingga sang isteri tak melakukan kesalahannya lagi. Hal itu akan mungkin berjalan baik jika kita selalu memegang komitmen serta memiliki semangat untuk memelihara cinta itu sendiri.Â
Maka jika terjadi hal semacam ini ada baiknya jika membuka komunikasi yang baik dengan isteri. Berat memang pada awalnya karena adakalanya suami tak bisa menerima dengan kenyataan itu. Tetapi dengan membuka hati secara tulus lambat laun isteri kita pun akan mengerti. Hanya sayang jika terjadi sesuatu yang terjadi dalam rumah tangga kita terkadang suami selalu curhat kepada sahabatnya, mending kalau temannya yang laki-laki, bahanya adalah ketika dia justeru curhat kepada teman wanita. Ini perlu kehati-hatian karena keseringan kita curhat kadang teman wanita pun lambat laun menjadi iba dan lebih bahaya tumbuh rasa cinta diantara mereka dan lambat laun suami mulai berani meninggalkan isteri.
Jadi saat tenang dan ada masalah dalam rumah tangga maka hal yang pertama harus dilakukan adalah tidak memikirkan wanita lain terkecuali ibu kandung, ibu mertua, saudara kandung dan saudara ipar. Di sini yang dimaksud adalah wanita yang bisa mengganggu keutuhan rumah tangga yang dijalani. Camkan dalam hati para suami jika isteri adalah anugerah dan aset  berharga yang dipelihara. Jangan sampai karena ada masalah dan hati kesal maka membanding-bandingkan dengan wanita lain. Benar jika sebagai suami ada masalah apalagi tengah marah sama isteri, silakan keluar tetapi ada baiknya masalah yang terjadi tabu diungkapkan kepada orang lain. lalu kalau sudah tenang  kembalilah ke rumah jangan berlama-lama setelah amarah reda.
Jika sudah dirumah suami yang baik sebaiknya mengalah dan meminta maaf siapa tahu dia khilaf karena emosi dan bukalah komunikasi secara perlahan agar masalah yang terjadi dapat diselesaikan secepatnya. Maka dari itu dengan memahami kelemahan yang dimiliki oleh sang isteri tidak selalu pada akhirnya kita selalu menyelahkan sang isteri. Sadarilah pula jika kita sendiri memiliki kelemahan sehingga nantinya ada semacam rem agar kita sebagai suami tidak merasa angkuh dan selalu merasa paling benar. Jadi jika kesepahaman  berjalan secara baik maka bisa menekan konflik-konflik yang mungkin terjadi. Itulah seni berumah tangga, di mana kita selaku pasangan suami isteri untuk bisa mencari solusi dari konlik yang terjadi pada perjalanan rumah tangga.
Terkadang dalam rumah tangga selalu banyak ujian yang datang silih berganti. Pahami jika awal-awal menikah itu sama artinya kita berdiam di dermaga yang melihat keindahan laut dan alam di sekitarnya. Namun pada kesempatan kapal laut berlayar maka pasti akan ada ombak besar menerpa sehingga sebagai suami sebagai nakhoda harus mampu mengendalikan kapal tersebut agar bisa menembus semua itu dan sampai di tempat tujuan. Begitupula rumah tangga hal yang dimaksud akan selalu ada tetapi sebagai suami bagaimana harus mengolah segala kemampuan, akal dan juga perasaannya agar rumah tangganya tidak karam Suami pun harus membuka diri selalu berkomunikasi dengan isteri agar berdua bisa mengatasi sesuatu yang terjadi.
Sekali lagi jika terjadi masalah di dalam rumah tangga maka suami yang setia takkan pernah memikirkan wanita lain. Yang saat itu ada di benaknya adalah bagaimana ia mampu meluluhkan perasaan isteri dengan cara elegan agar bisa kembali bersama menciptakan saling pengertian dan saling kesepahaman di dalam menjalankan roda rumah tangga hingga akhirnya mendapatkan kebahagiaan sejati seperti yang diharapkan oleh bersama.*** Â Â Â Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H