Palestina dekat Rumah Sakit Al-Aqsa, terdengar beberapa kali suara dentuman bom yang disusul dengan kebakaran hebat dari tenda-tenda pengungsian tersebut. Setidaknya, diketahui sebanyak 4 orang warga sipil Palestina dinyatakan tewas karena mengalami luka bakar menyeluruh di sekujur tubuh mereka. Adapun dua orang korban tewas dari total keseluruhan merupakan seorang anak laki-laki yang terbakar hidup-hidup bersama dengan ibunya. Sekitar 70 orang juga mengalami luka bakar ringan dan ratusan warga sipil lainnya mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Dini hari (14/10/2024) di Kota Deir Al-Balah, tepatnya di sebuah kamp pengungsian wargaUsut punya usut, agenda pengeboman dan pembakaran manusia tersebut dilancarkan oleh Israel yang tengah berkonflik dengan Palestina. Ketika ditanya apa motif dan alasan melakukan kekejian tersebut, lagi dan lagi, Israel akan mengatakan hal yang sama, yaitu "menyerbu" markas Hamas dan Hizbullah. Tentu hal ini menjadi sebuah alasan yang patut dipertanyakan kebenarannya mengingat bahwa setiap kali Israel melancarkan sebuah aksi penyerangan, mereka selalu menyangkal telah melakukan pembunuhan massal dengan motif menghilangkan markas para pemberontak. Alasan berdasarkan asumsi tak terbukti inilah yang menyebabkan ratusan ribu nyawa warga sipil Palestina berjatuhan secara mengenaskan dan membuat konflik Timur-Tengah menjadi berkepanjangan.
Apabila kasus ini dilirik dari kacamata kemanusiaan, tindakan Israel yang secara brutal dan bertubi-tubi dalam hal penghabisan nyawa ini jelas menyalahi Hak Asasi Manusia karena menyebabkan perenggutan hak hidup orang lain dan mendatangkan kesengsaraan bagi warga sipil Palestina. Tidak hanya golongan pria saja yang menjadi sasaran, namun juga perempuan dan anak-anak yang lemah pun turut menjadi korban obsesi gila Israel dalam rangka menduduki tanah suci Palestina. Banyak cara dan alternatif penyelesaian konflik yang telah ditempuh oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menyelesaikan konflik kemanusiaan dan genosida ini. Namun, karena ketidakwarasan Israel yang terus melanggar hukum, membuat jumlah korban semakin bertambah setiap harinya.
Tangisan, Ratapan, Teriakan, dan Jerit kesakitan seakan-akan menjadi lagu duka yang dapat didengar di seluruh penjuru Palestina. Pemandangan anak-anak yang berlarian diantara puing-puing reruntuhan semakin menambah kesan menyedihkan tentang betapa beratnya hidup di sebuah negara yang dianaktirikan. Hidup segan mati tak mau. Begitulah kiranya kehidupan warga sipil Palestina yang harus siap menghadapi maut sewaktu-waktu militan Israel melancarkan penyerangan lain di kemudian hari. Ketidaktegasan hukum dunia yang berlaku membuat Israel sulit untuk mendapatkan hukuman yang senilai dengan penderitaan warga sipil Palestina. Ketika suatu peristiwa dihakimi, mereka dengan kebatuannya akan terus melakukan genosida itu esok hari.
Satu-satunya cara untuk meredakan konflik kemanusiaan ini adalah dengan cara menegaskan hukum kemanusiaan yang berlaku dan menetapkan kemerdekaan bagi Palestina. Seperti yang diketahui, selama ini Palestina hanya dianggap sebagai negara tanpa kekuatan sedangkan Israel diberi kebebasan pemerintahan. Dengan memerdekakan Palestina sebagaimana dunia memberi kebebasan bagi Israel, akan membuat warga sipil Palestina memiliki payung hukum yang lebih kuat dan mampu menuntut Israel ke Mahkamah Internasional. Pembatasan wilayah yang jelas, serta keamana di batas-batas wilayah kedua negara harus sangat diperhatikan demi menghindari Israel melakukan pembobolan wilayah yang sebenarnya bukan menjadi bagian kekuasaannya.
 Selain itu, Mahkamah Internasional juga dapat melakukan investigasi dan audit mendetail terkait klaim Israel yang selalu menuduh kamp pengungsian warga Gaza sebagai markas besar Hamas. Dukungan dan simpati terhadap Israel harus dikurangi sebagai bentuk peradilan norma sosial karena Israel telah melanggar Hak Asasi Manusia demi kepentingan agama dan politik pribadinya. Harapannya, dengan dilakukannya hal-hal tersebut, dapat meredakan situasi menegangkan yang terjadi di Palestina dan dapat membantu menyelamatkan nyawa-nyawa yang kin tengah terancam keberlangsungan hidupnya di tanah Palestina.
Sumber:
Christiastuti, N. (2024, Oktober 16). Pilu Pemuda Palestina Terbakar Hidup-hidup Usai Israel Gempur RS Gaza. Retrieved from news.detik.com: https://news.detik.com/internasional/d-7590410/pilu-pemuda-palestina-terbakar-hidup-hidup-usai-israel-gempur-rs-gaza
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H