Mohon tunggu...
Defantri Tampubolon
Defantri Tampubolon Mohon Tunggu... Guru Matematika -

Hanya seorang dari sekian banyak yang takut akan Tuhan, senang terhadap matematika dan berusaha membuat hidup lebih bernilai dengan memahami matematika (dt)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menanggapi Artikel "Mengajarkan Anak Pandai Berhitung, Seberapa Penting?"

8 Oktober 2013   21:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:48 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

= 6 + 5 - 2 + 7 - 3

= 11 - 2 + 7 - 3

= 9 + 7 - 3

= 16 - 3

= 13

Konsep pengerjaan soal diatas jika kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari maka budaya antri itu bukan suatu hal yang sulit jika kita paham bermatematikanya, bisa saya katakan kita hanya lemah dalam bermatematika sehingga kita tidak mampu menerapkan konsep matematika yang baik itu ke dalam kehidupan kita.

Terakhir saya mau menekankan, kita jangan menghubungkan matematika dengan yang sulit saja karena ketika hitungan itu sangat mudah Anda jangan menganggap itu bukan berhitung atau bukan matematika. Seperti jawaban argumen guru Australia pada artikel "Mengajarkan Anak Pandai Berhitung, Seberapa Penting?" , dia mengatakan "Karena tidak semua anak kelak akan berprofesi menggunakan ilmu matematika kecuali TAMBAH, KALI, KURANG DAN BAGI. Sebagian mereka anak menjadi Penari, Atlet Olimpiade, Penyanyi, Musisi, Pelukis dsb." Dari pendapat ini artinya matematika tanpa kecuali sangat diperlukan oleh semua profesi, apakah kita akan menghindari matematika yang sangat dibutuhkan semua profesi?.

Bagaimana masyarakat Indonesia menanggapi pernyataan guru Australia misterius tersebut banyak yang salah tafsir. Sikap yang baik dan pengetahuan yang baik adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan mana yang paling penting untuk membangun sebuah negara, kedua hal tersebut sama pentingnya.

Saran dan kritik kami terima,

Jika bermanfaat, mari kita saling berbagi informasi dengan like dan share. Terimakasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun