Mohon tunggu...
Defa Moses
Defa Moses Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Ad Maiorem Dei Gloriam

-

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Kontroversi Artificial Intelligence dalam Dunia Seni

23 Februari 2024   09:07 Diperbarui: 23 Februari 2024   09:18 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Hal Pertama: Artificial Intelligence dan Ketergantungan Manusia Terhadapnya

Artificial Intelligence bukan lagi hal yang terdengar asing bagi manusia, khususnya bagi generasi muda penikmat revolusi digital. Kehadiran Artificial Intelligence dalam dunia modern telah memengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan manusia, baik dalam aspek sosial, bisnis, ekonomi, kesehatan, dan yang lainnya. AI adalah bidang ilmu komputer yang berfokus pada pengembangan sistem yang dapat meniru kecerdasan manusia (Hardiman 2021). AI menerapkan pendekatan dengan algoritma yang diperuntukan untuk mengenali kondisi sekitarnya, termasuk penggunanya.

Algoritma menurut Kani (Kani 2020) adalah upaya untuk memecahkan masalah menggunakan urutan tindakan yang logis dan sistematis untuk mencapai hasil tertentu. Algoritma didefinisikan sebagai langkah sistematis untuk penyelesaian suatu masalah yang menghasilkan suatu output tertentu. Algoritma memetakan pencarian berdasarkan relevansi konten yang diterbitkan untuk pengguna, hal ini ditentukan oleh kecenderungan perilaku pengguna.

Maka, algoritma adalah sebuah sistem yang bekerja dengan cara memberi output berdasarkan history konten yang dicari, diminati, dan sesuai dengan latar belakang pengguna (berbasis data). Output tersebut berupa konten-konten yang memiliki hubungan dengan basis data pengguna tersebut (Nasrullah 2018). Sehingga dapat diketahui bahwa algoritma tersebut akan mencatat data yang kita telusuri di platform digital dan mengeksekusinya dengan terus memberi arus konten yang dapat membuat kita nyaman untuk terus menelusuri platform tersebut. Hal inilah yang menyebabkan manusia cenderung bergantung pada eksistensi teknologi dalam kehidupan sehari-harinya. Algoritma yang menjadi sistem pendekatan AI telah membuat manusia merasa bahwa mereka ‘dikenal’ karena algoritma terus-menerus memberikan konten yang sesuai dengan keinginan pengguna.

Dalam beberapa konteks umum, dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk Indonesia sudah mulai ‘melek teknologi’. Hal ini diperkuat dengan data dari We Are Social yang menunjukkan peningkatan intensitas penggunaan media sosial di zaman ini. Berdasarkan data dari We Are Social tersebut jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 167 juta orang pada bulan April 2023. Jumlah tersebut setara dengan 60,4% dari populasi di Indonesia  (Widi 2023). Berdasarkan data tersebut, argumen yang menyatakan bahwa manusia telah ‘dipaksa’ untuk terintegrasi dengan teknologi mulai dapat dikatakan relevan. Dalam berbagai bidang, manusia mulai mengandalkan AI untuk mempermudah pekerjaan mereka. Dalam konteks ini, ketergantungan manusia terhadap AI semakin nampak secara eksplisit.

B. AI dan Pengaruhnya Terhadap Dunia Seni

Dunia seni dan kreativitas rupanya juga tak luput dari peranan AI. Eksisnya AI dalam dunia seni memungkinkan manusia untuk berkreasi dengan lebih luas dan efektif. Pengguna cukup memasukkan gagasan mereka, memilih desain seni yang mereka inginkan dan aplikasi akan menghasilkan karya seni yang unik. Dengan User interface dan ragam fitur yang dapat digunakan, AI menjadi alat yang ‘sempurna’ bagi mereka yang ingin membuat desain yang menakjubkan dari ide mereka.

Penggunaan AI dalam dunia seni dapat memfasilitasi eksplorasi dan kreativitas para seniman. Penggabungan elemen-elemen baru akan menciptakan kombinasi baru, sehingga seniman dapat menghasilkan karya seni yang inovatif dan unik. AI dapat menjadi sumber inspirasi bagi seniman dalam berkarya (Andika 2023). Dengan begitu, AI membantu seniman untuk menggali potensi yang belum pernah terpikirkan sebelumnya, sehingga seniman dapat lebih bereksperimen dalam membuat karyanya.

Tidak hanya itu, bagi sebagian besar seniman, permasalahan teknis seperti waktu produksi, perspektif dan komposisi visual yang rumit sering kali menjadi tantangan dalam pembuatan karya seni. Peranan AI dapat membantu mengatasi tantangan-tantangan tersebut. AI dapat menciptakan gambar dengan kombinasi visual yang realistis dan estetis dalam kurun waktu yang singkat (Satrinia, Firman and Fitriati 2023). Hal ini membantu seniman untuk dapat menghasilkan karya seni yang lebih terkesan profesional dan berkualitas walaupun dengan proses produksi yang lebih singkat dan tidak memakan banyak waktu. Contohnya adalah produksi batik printing di Indonesia yang dibuat oleh kombinasi tenaga manusia dan AI. Produksi batik printing memerlukan lebih sedikit tenaga manusia dan waktu. Dengan proses produksi yang lebih cepat dan tingkat estetika yang tinggi, suatu karya seni akan mampu mengalami peningkatan nilai guna.

Namun di lain sisi, perlu dipertimbangkan juga sisi lain dari penggunaan AI dalam dunia seni, sebab penggunaan AI dalam dunia seni kerap kali diperdebatkan oleh banyak pihak. Walaupun secara nilai guna AI membantu para seniman, namun secara nilai perasaan, AI malah justru menjadi sandungan bagi seniman dalam berkarya. Beberapa menganggap AI sebagai alat yang membuka peluang dan kesempatan baru dalam dunia seni, beberapa yang lain menganggap AI sebagai hambatan yang melunturkan kreativitas seniman dalam dunia seni.

Kemudahan yang diciptakan AI dalam dunia seni tentu menimbulkan pertanyaan dan skeptisme berkaitan dengan keaslian dan orisinalitas dalam pembuatan karya seni. Karya seni yang diciptakan oleh AI dinilai kurang memiliki nilai orisinalitas sebab dibuat oleh algoritma yang dapat dimanfaatkan oleh banyak orang. Hal ini secara tidak langsung akan memunculkan tantangan baru dalam melihat nilai estetika dan keunikan karya seni yang diciptakan oleh AI.  Berbicara tentang keaslian dan orisinalitas rasanya aspek etika yang berkaitan dengan kepemilikan dan hak cipta juga akan terjerat. Penggunaan AI dalam dunia seni memunculkan pertanyaan tentang etika dari suatu karya seni yang diciptakan. Hal ini dikarenakan setiap orang dapat memanfaatkan algoritma untuk menciptakan karya seni sesuai keinginan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun