[caption caption="trah soekarno di pdip. sumber photo: tempo.com"][/caption]Entah tanda dan isyarat apa lagi yang harus diberikan oleh Megawati Soekarnoputri agar Basuki Tjahaya Purnama dan para pendukungnya sadar diri, kalau sikap Megawati sudah tegas. Mempersilahkan Ahok untuk konsisten maju melalui jalur independen, berkoalisi dengan relawan Teman Ahok sebagai pengusungnya. Adapun calon gubernur dari PDIP akan mulai proses penjaringan pada bulan April 2016 ini. Dengan catatan, harus ada restu ketua umumnya.
Memang tak ada tanda lampu hijau/merah atau kartu kuning/merah dari Mega, yang bisa ditafsirkan sama. Yang ada Ahok mencitrakan sok kenal dan sok dekat dengan Mega. Disinilah, terjadi alienisasi. Yang dalam ilmu sosial adalah bentuk penghukuman yang kejam dan menyakitkan. Tercermin di permukaan, kalau posisi Ahok bagaikan jemuran yang digantung, seperti layang-layang yang di tarik ulur.
Berbanding lurus dengan pendukung Ahok yang seakan tak punya urat malu. Isyarat dan pensikapan Mega, selalu ditafsirkan seenak udel mereka sendiri.
Seakan Ahok sudah pasti menang. Dan Parpol lah yang butuh Ahok. Padahal keadaan sebenarnya adalah sebaliknya. Tanpa dukungan PDIP, potensi kemenangan Ahok adalah nol besar. Ya, Ahok sangat membutuhkan dukungan Mega. Elite di PDIP pun sudah menyadari ini.Â
Satu nasehat bagus Mega untuk Ahok adalah agar lebih jantan, jangan jadi pecundang. Konsisten dengan keputusan dan komitmen yang dibuat bersama Teman Ahok. Untuk maju bersama Heru. Bukan merengek minta dukungan sana sini.
Karena tidak percaya diri, banyak pendukung dan pengusung Ahok yang merendahkan diri sampai ke level terbawah. Kesannya tetap berkepala tegak, tapi kaki gemeteran. Banyak yang nulis artikel tersusun secara sistematis, kadang humanis, sok simpatik dan elegan penuh iklan dukungan. Tapi ketahuan jua belangnya, aroma dukungan secara fanatisme buta dan sporadis. Akhirnya mengemis kepada Parpol untuk dukung jagoannya.
PDIP adalah Pemenang Potensial Pilkada DKI
Sudah ada kerangka jelas, dalam Pilkada DKI nanti. Dimana akan ada 3 Pasangan Kandidat Gubernur yang fight untuk dapat melaju ke putaran kedua.
Koalisi Ahok, dkk
Koalisi PDIP, dkk
Koalisi Gerindra, PKS, dkk