prenjak kecil,
aku mengenalmu belum lama ini
kau hadir tiba-tiba, lalu hilang
tidak setiap waktu memang
tapi cukup meramaikan hariku
cit, cit, cit, cit, cit, cit..
godaku..
dan kau berputar-putar mengelilingiku
selalu saja, kau tahu cara menghadirkan senyumku
jika tidak dengan tarian lincahmu
kau datang dengan cicit ceriwismu
prenjak kecil,
teruslah bersuara
teruslah menari di atasku
agar dapat kurasakan engkau ada
supaya aku tidak kesepian
apa kau tega membiarkanku sendiri, prenjak kecil?
kau tahu?
saat kau tak ada, ia datang menemaniku
aku tak bisa mengusirnya
wajahnya,
suaranya,
ekspresinya,
selalu hadir kala aku sendiri
cepatlah ke sini, prenjak kecil
ia hampir mendatangiku
cepatlah..
aku tak bisa melupakan ekspresinya
saat izrail datang..
kau tahu prenjak kecilku?
aku melihatnya
aku melihat saat ruhnya berpisah dari jasadnya
aku melihat seorang yang sedang meregang nyawa
hingga hembusan terakhirnya
cepatlah datang prenjak kecil
sepi ini tak seperti biasanya
aku tak suka
terlalu sendiri, terlalu kelam
ayolah prenjak kecil
aku tak mau ia datang
cepat lantunkan kicaumu
ramaikanlah malamku, prenjak kecil
hidupkanlah sepi
dalam anganku..
Juni 2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H