[caption id="attachment_266735" align="aligncenter" width="620" caption="Ilustrasi/Admin (Kompas/Mundri Winanto)"][/caption] Beberapa hari ini kita dihebohkan akan peristiwa pemukulan pramugari sriwijaya air dan juga pemukulan terhadap petugas commuter Line. Sebuah tindakan kriminalitas yang tidak bisa ditoleransi apalagi dilakukan terhadap seorang perempuan. Sungguh perbuatan yang sangattidak manusiawi. Semoga pelakunya bisa ditangkap dan mendapat ganjaran yang sesuai. Terlepas dari peristiwa itu. Saya sempat tercenung ketika membaca tragedi pemukulan terhadap petugas commuter Line. entahlah waktu itu saya sempat ngobrol sama teman sekantor mengenai kekuatiran saya apabila E-ticketing diberlakukan. Selama ini saya lihat PT.KAI terlalu disibukkan dengan infrastrukturnya mulai dari loketnya sampai pintu otomatisnya. Tapi menurutku ada yang terlupa. Yaitu kesiapan SDMnya. waktu itu saya sempet ngomong begini (ketika melihat ada keributan diatas Commuter Line), wadew klo ini di krl ekonomi bisa bonyok tuh petugasnya. maaf bukan berarti saya menyetujui kekerasan. Tapi saya ingin sedikit memberi masukan. Bayangkan dengan diberlakukannya E-ticketing dan berkurangnya krl ekonomi maka akan terjadi perpindahan arus penumpang dari KRL ekonomi ke Commuter Line. dan suka atau tidak suka disini saya harus mengatakan ada kharaterictis yang berbeda antara penumpang krl ekonomi sama commuter Line.  penumpang ekonomi yang lebih cenderung punya spontanitas yang tinggi, mereka juga senang berkelompok.  Solidaritas mereka antar kelompok tinggi. Nah disinilah pr yang harus dibenahi. Siapkah SDM KAI menghadapi ? Mengapa pertanyaan itu muncul dalam benak saya? karena beberapa kali peristiwa saya mendapati peristiwa peristiwa yang menurut saya bisa memancing keributan. contohnya adalahah Pada suatu hari saat saya lagi antri beli tiket di loket yang baru di bekasi, saya lihat antrian panjang sekali.  Memang sejak dipindah ke lokasi baru antrian tiket makin panjang saya belum paham apa sebabnya> nah tiba gilirann saya , saya menyebut tujuan saya, karena tujuan saya adalah bogor otomatis sang petugas mencari tiket bogor seharga 17.500 (TERUSAN BEKASI-BOGOR). Nah karena jarang yang beli tiket belum dicap, sang petugas sibuk mencari cap, antrian dibelakang saya udah mulai ribut karena lamanya pelayannannya. nah apesnya lagi itu cap nggak ketemu temu.  disini saya masih diam saya pikir klo saya ikutan ribut tar itu petugas makin gugup dan belakang saya makin ribut. Eh tiba tiba petugas mengomel begini " begini ni mangkanya saya paling males klo harus melayani pembeli karcis bogor, susah' saya yang mendengarnya tentu saja jadi kesal. Sendirinya yang kerjanya lambat mengapa malah ngomel. Kenapa juga cap gak ditaruh dimeja biar gampang nyarinya. sayapun sempat menegur " klo males berhenti aja mbak, banyak kok yang mau gantiin" .  Tapi saya buru buru menyingkir. Pernah suatu kali saat naik kereta bogor saya juga mendapati keributan, saat itu ada penumpang yang bawa barang banyak. Dia ditegur oleh petugas. tapi yaitu menegurnya saya rasa kurang sopan ya. dari kejauhan petugas ini udah berteriak : bapak turun dimana sambil tanganya ngacung ke bapak itu" dengan nada yang keras dan membuat beberapa penumpang menoleh ke bapak itu. aku dah menduga wah ramai nih. saat didekati bapak itu langsung bilang " kenapa memang saya khan beli karcis juga". terjadilah percekcokan. Saat bapak penumpang ini berdiri dengan muka marah, barulah sang petugas menurunkan nada bicaranya dan bicara dengan manis. Saya pribadi pernah waktu itu karena tergesa gesa bermaksud pergi ke bogor karena ktidaktahuan saya turun dijatinegara. Waktu itu saya lihat ada kereta bogor yang berhenti, saya tidak tahu klo kereta itu memutar dulu ke tanah abang, alhasil saya malah muter muter dulu. saya sempet mndengar petugas tertawa sambil bilang bukaanya tadi ke manggarai aja lebih cepet malah muter muter, kadang kadang ada juga yang oon. hadeh...saya waktu itu nyaris marah, tapi berhasil kuredam kupikir semoga aja kata kata itu bukan buat aku. Atau pernah suatu kali saya mendengarkan percakapan dua orang petugas yang menceritakan dengan bangga bagaimana dia memarahi penumpang karena tiketnya salah. saya cuma sempet berpikir klo kejadiannya di krl ekonomi lain kali ya. he..he..he... Belum lagi saya sering merasa terganggu oleh ulah petugas kebersihan dengan penjaga krl yang sering berisik banget digerbong wanita. Apalagi klo kondisi kereta kosong, biasanya distasiun UI naik mahasiswi mahasiswi cantik, udah mereka ini pada salting teriak sana teriak sini cari perhatian. dan ini cukup menggangu penumpang. kulihat beberapa penumpang cemberut ngeliatin mereka> sayang mereka kurang tanggaP. Walau begitu saya tidak bermaksud menyama ratakan semua petugas ya.pernah saya dapatin seorang petugas yang setiap menyerahkan tiket yang udah diperiksa selau bilang makasih sambil tersenyum ke semua penumpang. Intinya adalah saya ingin PT.KAI jangan melupakan faktor SDMnya beri pelatihan dan tuntunan yang benar dalam menghadapi customer dengan berbagai karakteristik karena pemberlakuan E-Ticketing adalah salah satu gebrakan  yang tidak sekedar merubah tiket kertas menjadi tiket elektronik tapi juga menyangkut habit banyak orang. dibutuhkan kesabaran dan pengertian tinggi dari semua pihak>
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H