Mohon tunggu...
Achmat Amar Fatoni
Achmat Amar Fatoni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Brawijaya

Why so Serious?

Selanjutnya

Tutup

Sosok

MSG: Fakta Ilmiah Dibalik Kontroversi Penyedap Rasa

9 Januari 2025   18:35 Diperbarui: 9 Januari 2025   18:35 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
MSG (https://images.app.goo.gl/GBDWVVF2Sdfwoe1K6) 

Monosodium Glutamat (MSG) telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kultur memasak di berbagai belahan dunia. Bumbu penyedap ini kerap ditambahkan ke dalam berbagai masakan, mulai dari bakso hingga masakan rumahan, untuk meningkatkan cita rasa. Namun, kontroversi seputar dampak MSG terhadap kesehatan terus bergulir di masyarakat.

MSG sebenarnya adalah garam yang berasal dari asam glutamat, yang diproduksi melalui proses fermentasi. Yang menarik, glutamat tidak hanya ditemukan dalam MSG buatan, tetapi juga hadir secara alami dalam berbagai bahan makanan yang kita konsumsi sehari-hari. Keju, daging, ikan, dan sayuran seperti tomat mengandung glutamat alami. Bahkan, tubuh manusia sendiri memproduksi glutamat sebagai bagian dari proses metabolisme.

Perdebatan tentang bahaya MSG mulai mencuat pada tahun 1960-an, ketika muncul istilah "Chinese Restaurant Syndrome". Banyak orang melaporkan mengalami gejala seperti pusing, mual, berkeringat dingin, dan kemerahan pada kulit setelah mengonsumsi masakan Tionghoa yang terkenal menggunakan MSG dalam jumlah signifikan.

Namun, penelitian ilmiah belum dapat memastikan bahwa gejala-gejala tersebut memang disebabkan oleh MSG. Para ahli justru menemukan bahwa keluhan tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh bahan makanan lain atau sugesti negatif yang sudah tertanam di benak konsumen ketika mengonsumsi makanan yang mengandung MSG.

Beberapa penelitian memang menyebutkan bahwa MSG dapat merangsang sistem saraf secara berlebihan dan berpotensi merusak sistem saraf. Akan tetapi, banyak peneliti lain membantah hasil tersebut karena dosis MSG yang digunakan dalam penelitian tersebut terlalu berlebihan dan tidak mencerminkan konsumsi MSG dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan berbagai kajian ilmiah terpercaya, MSG terbukti aman dikonsumsi dalam jumlah yang wajar dan sesuai porsi. Seperti halnya bahan makanan lain, konsumsi MSG yang berlebihan tentu dapat mengganggu keseimbangan tubuh. Kunci utamanya adalah mengonsumsi MSG secara bijak dan dalam takaran yang tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun