Setiap hari, banyak dari kita diharuskan bekerja di tempat kerja selama sekitar delapan jam sehari. Namun, mengapa kita harus bekerja selama itu? Mengapa delapan jam menjadi patokan waktu kerja kita?
Â
Sejarah Revolusi Industri
Jika kita menengok kembali ke masa revolusi industri, banyak perusahaan ingin meningkatkan jumlah produksi. Hal ini memaksa pekerja di pabrik bekerja selama 10-16 jam per hari. Hanya dengan membayangkannya saja sudah melelahkan. Namun, pada tanggal 1 Mei 1886, gerakan buruh di Amerika Serikat memprotes waktu kerja yang panjang tersebut.Â
Tuntutan dan Perubahan
Mereka menuntut delapan jam untuk bekerja, delapan jam untuk istirahat, dan delapan jam untuk bersenang-senang dalam sehari. Hingga akhirnya, tanggal tersebut menjadi sejarah dan dirayakan sebagai Hari Buruh Internasional setiap tahun.Â
Pengaruh Perusahaan Ford
Namun, hanya perusahaan mobil Ford yang menerapkan waktu kerja delapan jam per hari. Akibat dari waktu kerja yang lebih singkat, para pekerja di perusahaan mobil Ford merasa lebih fleksibel dan lebih produktif dalam bekerja. Hasilnya, dalam beberapa tahun, perusahaan Ford memperoleh keuntungan yang sangat besar. Sehingga akhirnya waktu kerja delapan jam ditiru oleh banyak perusahaan lain.
Perbedaan Budaya Kerja
Namun demikian, tidak semua tempat kerja menerapkan waktu kerja delapan jam per hari. Contohnya, banyak perusahaan di Jepang yang memiliki budaya menuntut pekerjanya untuk bekerja lebih dari delapan jam sehari. Akibatnya, banyak pekerja di Jepang mengalami stres, tidak produktif, bahkan tidak punya waktu untuk memiliki anak karena sibuk bekerja.
Kesimpulan