Mohon tunggu...
Dee Ani
Dee Ani Mohon Tunggu... -

Berbicaralah pada angin atau ilalang, lalu kan kau temui keteduhan. Bicaralah pada hatimu, dan temuilah kedamaian di sana.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kau dan Cahaya

21 Desember 2011   02:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:58 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku lupa jika segala hal telah dirumuskan menjadi alpha.

Karena beta dan gamma telah menjadi ribuan cahaya pendar

mengelilingi dinding putih berlapis quadran pelangi.

Lalu cahaya itu dikenalkan oleh surya yang menyapa mega setelah mendung.

Cahaya tidak pernah mengetuk. Dia menelusup

dalam setiap lubang dan rongga yang ada,

takkan satupun luput.

Kau?

Jangan pernah harap menjadi cahaya,

jika mengetuk hati berdinding pun tak sanggup,

kau tak pernah tau di mana pintunya berada.

Karena lubang hati hanya milik penyair kecil.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun