Mohon tunggu...
Dee Ani
Dee Ani Mohon Tunggu... -

Berbicaralah pada angin atau ilalang, lalu kan kau temui keteduhan. Bicaralah pada hatimu, dan temuilah kedamaian di sana.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untaian Seorang Pelacur

27 Desember 2010   12:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:20 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku tak pernah menyesal ketika tubuh ini tidak lagi menjadi milikku saat malam tiba Apakah tubuhmu masih milikmu ? Aku adalah pelacur dan kau penghunus pedang berukir tajam Apakah kita hidup di jaman yang sama ? Kau memburu aroma darah segar dengan nafas terburumu lalu kau teriakkan nama Tuhanmu Ketika munafik telah tiba, aku tak pernah memburu apapun bahkan tuangan mani dalam goyangan kelentit yang syahdu, nafasku selalu terburu dan aku terimakan itu Lalu apakah kepuasan kita tak jauh berbeda ? Di jamanmu dan di jamanku kita tak pernah berjalan seirama, hanya nafas kita sama Kini kau di belakangku, pedangmu mengarahku kau memburuku karena darahku walau kutahu nafsu membunuhmu lebih besar dari nama Tuhanmu Kita dipertemukan dalam jaman yang sama jaman yang kau idamkan terang dan jaman yang kau hinakan gelap untukku Atas nama Tuhanmu, pedangmu telah sampai di ujung tenggorokanku, tapi tak pernah kau tebaskan hanya kau korek kulitku bersama senyum seringaimu Aku mulai terbiasa bertemu dengan makhluk sepertimu yang mengacungkan derajat pedang atas nama Tuhanmu karena aku bersimpati padamu Walau aku hanya berlindung di balik sehelai benang tanpa pedang tajam, tanpa jerit kekerdilanmu aku juga punya Tuhan, sayangnya Tuhanku tak bernama -Jogjakarta, 27 Desember 2010 18:28- -deenno- pict. source = acombrink.wordpress.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun