Mohon tunggu...
yahya mauliddin
yahya mauliddin Mohon Tunggu... lainnya -

kejujuran

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Detik-detik Menegangkan Penuh Kegalauan

23 Mei 2012   04:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:56 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Detik-Detik Menegangkan Penuh Kegalauan

hati berdebar

jiwa gemetar

pikiran melayang

temangsang di awang-awang

tubuh tersandera

oleh sebuah kata

akankah? senyum mengembang.

ataukah? rasa penyesalan kan datang.

akankah? lima huruf yang didapat.

ataukah? “tidak” sebelumnya.

Awalnya aku sempat berpikir, “Tak usah dilaksanakan, tak perlu ikut

aturan mereka, ayo demo penghapusan!”

Akhirnya aku berpikir, “apapun harus dilalui, apapun harus dihadapi,

jangan jadi pengecut di negri ini!”

Segala daya usaha tlah dikerjakan

Hanya Dia yang menentukan

Nikmatilah masa menunggu dan menunggu

Detik-detik menegangkan

Detik-detik yang menentukan

Detik-detik yang menghipnotis

semua pikiran

jangan takut kawan

penuhi optimisme dalam sanubarimu

kobarkanlah semangat dalam jiwamu

kuatkanlah sgala pikiranmu

Tenanglah kawan

Aku juga sempat merasakan,

Detik-detik yang menegangkan penuh kegalauan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun