Mohon tunggu...
Deedee Caniago
Deedee Caniago Mohon Tunggu... Sr. Corporate Communications -

PR, MC, trip-organizer, flashpacker, travel-writer, talkative, books, music, movies, blog, lots of laugh, tank-top, short pants, ARMY look, rendang, itiak-mudo-lado-ijo, mixmax, teh botol, nyalon, jalan2, makan2, photo2, exotic beach and island, ocean, snorkeling, CAN YOU HANDLE ME ??? :-))

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Panjat Tebing Via Ferrata Part-2: The Preparation

3 April 2017   19:55 Diperbarui: 4 April 2017   15:33 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sabtu tanggal 18 Maret, saya bangun jam 04.30 pagi, masak nasi goreng untuk dibawa, shalat subuh dan mandi. Hah? Masak2 subuh2? Iyess, saya emang mansuia yang tdak bisa hidup tanpa nasi. I mean, hidup tanpa laki masih bisa tahan (biarpun banyak dramanya). Tapi hidup tanpa nasi  ternyata masih belum bisa. Nyoba hidup sehat dengan metode Keto aja nyerah, belum sanggup sayah.

Tadinya pengen pake celana pendek, biar nanti nggak usah pake ganti baju lagi di lokasi. Tapi kok dingin banget ya ? Akhirnya saya memutuskan untuk pake celana panjang dan bawa selimut biar nanti enggak kedinginan di jalan. Ternyata cuaca nya enggak “manula friendly”. Blaaahh.

Daaaan, subuh saya dimulai dengan drama, di saat Uber yang saya pesan jam 05.00 subuh enggak bisa masuk komplek karena di depan komplek sedang berlangsung pekerjaan road construction MRT di depan terminal Lebak Bulus, so saya harus jalan kaki ke depan komplek sejauh 500m. Jalan kaki nya sih enggak apa2 ya, tapi saat itu hujan rintik2 dan saya takut hujan nya bertambah deras sementara jarak ke mobil yang parkir depan komplek masih sekitar 300 m lagi. Saya malas mengeluarjkan jas hujan, karena gerimisnya gerimis tanggung. Lama lama hujan nya makin deras dan saya harus berlari nyamperin transportasi online saya, naik ke mobil dan mobil langsung berangkat ke TKP.  Beuuuhh, subuh2 udah keringetan. Nggak apa2, yang penting alis enggak luntur karena pake pensil alis yang “water proof”.

Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 05.20 menit, deg2an juga karena sepanjang jalan hujan rintik2 yang menyebabkan beberapa titik jalan sedikit meluap airnya sehingga jalanan agak tersendat. Mudah2an enggak terlambat, pikir saya.

Setibanya di TKP pukul 05.50 pagi, ternyata Dunkin Donut’s nya udah bangkut, nggak ada orang sama sekali ditempat bekas restaurant Dunkin Donuts. Saya mulai halu dna mulai ragu, ini bener acara nya hari Sabtu 18 Maret kan ya? Cemas takut salah tanggal.

Ternyata para pesertanya pindah ngumpul di tempat taksi ngetem dan udah banyak yang dating. pheeewww.  Maya dan dua teman saya Ela dan Vita juga sudah tiba. Pukul 06.00 tepat kami sudah bisa masuk mobil. Sayangnya, biarpun kami datang lebih awal daripada yang lain, bangku pertama sudah di book oleh beberapa peserta lain dikarenakan mereka tidak bisa duduk di belakang, takut mabuk katanya, so akhirnya kami mengalah dan duduk paling belakang. Mobil elf nya elf standard untuk kapasitas 15 orang, akan tetapi rasanya ini mobil lebih kecil daripada elf yang biasa saya naiki, karena tempat duduknya sempit2 banget. Kami aja yang kakinya enggak terlalu panjang duduknya harus melipat kaki, apalagi yang kakinya panjang2, jadi harus ganti gaya duduk berkali2 supaya enggak pegel.

Jam 06.30, mobil belum berangkat juga sementara hujan tambah deras. Saya tanya sama Bondan, salah satu guidenya, dia bilang masih tunggu beberapa peserta lagi baru bisa berangkat, panitia hanya bisa menunggu sampai jam 07.00 pagi, apabila pesertanya enggak datang jam segitu, mau ditinggal katanya. Oh well, saya hanya bisa “mencoba” bersabar. Begitulah kalau pergi sama orang Indonesia kebanyakan, suka pada jam karet. I mean, kalau perginya enggak keluar kota sih enggak apa, tapi kalau ke luar kota, waktu itu sangat berharga. Apalagi dengan kondisi perbaikan jalan dimana2. tambah lagi hujan yang menyebabkan potensi terjadinya genangan air, so 5 or 15 minutes time does make difference. Tapi ini kan acara santai ya, nggak usah komplen deh Dee, enjoy aja, toh mau piknik dan jalan2 ini. Saya pun merubah mind set dan menjadi lebih relax. Anyway, jam 06.45 pagi akhirnya semua peserta sudah ada di dalam minibus elf dan kamipun berangkat. Untung mobil AC nya dingin sehingga saya masih bisa tertidur biarpun beberapa kali bangun karena pegel, hehe. 

Mobil kami berhenti di rest area KM 39 dan disana berkenalan dengan beberapa teman baru, Ana, Amica, Ami, Yeni dan Anggi. Rupanya Anggi mengikuti acara ini dengan keluarganya yaitu suami, anak dan adik2. Salah satu peserta menanyakan, apakah ibu2 macam kami sering megikuti kegiatan seperti ini. ((((( Ibu Ibu !!! ))))). Rasanya saat itu juga saya ingin ngaca di toilet sambil teriak kenceng2 : DO I LOOK LIKE IBU-IBU TO YOU? Abis itu saya dan Ervita ketawa ngakak. Ketawa pait, lebih tepatnya. Usia emang enggak bisa boong ya. Biarpun udah dandan alay bin ABG, That wrinkle and freckles don’t lie.tetep aja keliatan tuanya. Ami jadi merasa feeling guilty abis manggil kita ibu-ibu, yang kemudian dia ganti jadi mbak-mbak, hahaha.

Sekitar 15 menit istirahat dan ke toilet, kamipun melanjutkan perjalanan kembali.  Sekitar pukul 10.30 siang, kami berhenti di alfamart dekat lokasi. Selain ke kamar kecil, peserta membeli berbagai snack termasuk jas hujan (bagi yang tidak bawa) untuk melindungi diri dari hujan. Kemudian kami melanjutkan perjalanan. Karena tempat duduknya sempit, kami semua beberapa kali berganti gaya selama di perjalanan, pegel2 boooo. Untung saya bawa bantal tidur, sehingga tidurnya sedikit lebih nyaman dengan menggunakan travel pillow yang berisi pasir tersebut.

Saya lapar sekali, tapi tadi emang sengaja tidak sarapan pagi dulu karena saya ini anaknya beseran, bawaan nya mau pipis melulu, dan kalau sarapan pagi dulu, takut kepancing kebelet pup. Kan repot kalau misalnya sakit perut dan tidak/belum bisa berhenti di jalan. Tapi karena sudah agak siang dan katanya sebentar lagi kami akan tiba di lokasi, so saya yang kelaperan buka bekel, makan nasi goreng yang tadi pagi masak dan bawa sendiri dari rumah. Kenyang dan tenang deh perut udah terisi makanan. 30 menit kemudian, kami belum juga sampai, sehingga saya memutuskan untuk tidur lagi. Kami tiba di TKP sekitar  pukul 12.45 siang. Jadi total perjalanan memakan waktu hampir 6 jam dikarenakan di perjalanan menuju Purwakarta melewati beberapa ruas jalan yang sedang dalam perbaikan yang menyebabkan macet berkepanjangan.

Tiba di lokasi, saya terpesona. Tempat berkumpul yang dulunya hanya rumah sederhana dengan toilet ala kadarnya (toilet yang tidak ada dinding atau atap dengan air kumuh), sekarang sudah berubah menjadi base camp yang bagus. Skywalker sudah mempunyai satu lahan yang lumayan luas, dimana di lahan rumput yang bersih tersebut tersedia dua tenda putih berisi meja dan bangku plus kursi buat kongkow, satu meja bambu panjang untuk tempat makan, dua hammock, camping ground untuk camping di bawah beserta satu space yang diberi terpal untuk shalat. And oh, ada 4 buah kamar mandi, 2 yang pakai shower dan 2 WC duduk yang airnya bersih sekali. 1 ruangan dibikin untuk storage atau gudang penyimpanan dimana kita bisa meletakkan tas2 atau barang2 yang tidak mau dibawa ke atas. Dan sudah ada 1 warung yang dikelola oleh pasangan suami istri penduduk lokal yang memasak makan siang kami yang juga menjual indomie telor rawit beserta gorengan, teh, kopi dan air kelapa muda. Pokoknya, beda dengan 2 tahun sebelumnya, base camp Skywalker ini sekarang jadi bagus, bersih dan nyaman banget! Satu lagi, latar belakang base camp nya adalah gunung parang yang akan kami panjat, hutan dan sawah hijau yang sooooo #instragramable!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun