Mohon tunggu...
Dee Dee Sabrina
Dee Dee Sabrina Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

http://insideedee.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ceritanya Dimabuk Asmara

13 September 2010   20:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:16 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senja selalu datang sebagai alarm pengingat pulang. Seperti kekasihku saja! Hahaha.. Hey! Kalian yang mengaku pasangan ideal, serasi, penuh cinta! Apakah kalian juga merasakan hal yang sama denganku?

Sekali kubilang pada perempuan itu, perhatikan lampu jalan saat malam. Seperti tuyul-tuyul berarak riang. Dia ketakutan, dia memang penakut. Tolong dimaklumi. Maka setiap senja kukirim pesan singkat, "sayang, waktunya pulang."

Padahal ya, aku sengaja. Aku tahu kekasihku takkan tega meninggalkan aku sendiri. Setelah pesan singkat, akan ada gumaman syalala.. "Telepon aku jika ingin. Tidak pun tak apa, jangan tidur di taksi." Kekasihku itu, juara! Tapi dia genit terlalu, huh! Kalau aku terlelap, dia suka hahahihi sama perempuan entah. Giliran aku genit, moodnya berubah!

Bagaimana ya, aku tak pernah terbiasa menunjukkan rasa. Dibilang sayang, nanti dia terbang. Susah, lebih baik sedikit pongah. Tak semua harus aku jabarkan dengan kata, harusnya dari sikapku dia bisa baca. Dan aku tahu, dia bisa. Lihat saja pola tingkahku yang masih main mata sana-sini, paling-paling dia hanya menghela nafas dan tertawa. Sedikit sebal mungkin, tapi tak apalah. Dia tahu itu cuma selingan sesaat. Kalau dia yang lirik sana-sini? Eng.. Aku, cemburu? Hahaha.. Ah! ..eh, memangnya, ini harus dijawab ya?

Kekasihku itu cewewet. Iya, kayak ibu-ibu gendut punya anak badung jumlahnya lima belas. Aku nggak tahu kenapa dia begitu, padahal kata orang-orang di luar sana, dia cool tiada tara. Kayak Nicholas Saputra di film Cinta!! Tapi, uhm, apaan! Enggak!! Bohong semua itu!! Tapi tak apa-apa. Aku suka. Cewewetnya dia, katanya, katanya sih.. Buat kebaikanku juga. Kalau sudah begitu, mana bisa aku nggak nurut coba? Curang memang. Kapan-kapan harus lebih badung! Pasti bisa!!

Coba ya, perempuan ini, masyaampun! Setiap kubilang "cewewet!" Maka dia akan santai berkata, "talk to yourself darling!" Bah! jelas-jelas aku pendiam. Kalaupun aku sedikit larang ini itu, karena dia memang badung. Lain tidak. Tak seperti dia, masa, mandi hujan malam hari saja, aku dilarangnya? Dan kalau badungku terlalu, maka dia akan bersenjatakan "aku sedih.." Nah, kekasih mana yang rela lihat orang yang dia sayang bersedih? Tak ada pilihan. Ini serupa pemaksaan bukan sih?

Tahu yang paling kusuka dari kekasihku? Saat muka anak kecilnya keluar ketika kuacak-acak rambutnya! Haha! Rasanya ingin kuhentikan waktu, mengolesinya dengan pengawet, untuk kupajang sebagai hiasan kamar. Uhm, kejam yah? Oke. Rasanya seperti ingin kuabadikan raut muka itu diatas billboard ukuran raksasa biar semua orang tahu betapa keren kekasihku itu. Aku yakin, God must be in a good mood when He created my dear...

Aku tak suka dipandangi lama-lama. Kalau oleh orang tak kukenal, biasanya akan berujung perkelahian. Tak nyaman! Tapi dia, perempuan ini. Ergh! Sengaja melihatku tepat di mata, semua gerak-gerikku diperhatikannya. Tiap kutanya kenapa, dia cuma tertawa. Beberapa jam bersama, aku mulai terbiasa. Beberapa hari begitu seterusnya, kurasa, picisan tidak, kalau kubilang di matanya ada berbagai warna? Apalagi di dua lesung pipinya yang melekuk dalam melihatku salah tingkah. Seperti.. Pelangi.

Ini yang paling penting!!! Kekasihku membiarkanku makan sepuasnya! Dia tahu aku pemakan segala! Hahaha.. Apa dia sengaja membiarkanku menggendut sehingga aku tak menarik lagi ya?? Apakah ini konspirasi tingkat tinggi? Huh! awas saja kalau begitu..!! Biar aku peluk dia sampai tulangnya remuk!!

Aku dan rokok. Aku dan paru-paru. Hey, sudah cukup Ibuku yang mengambil jatah marah-marah tentang itu. Perempuan-perempuan sebelumnya selalu mau lebih dari Ibuku. Tak perlu, aku juga tahu. Tapi kekasihku ini, beberapa kali tanya, "sudah bungkus keberapa?" Kujawab jujur, "habis kedua, mau beli kotak ketiga, kenapa?" Maka dia akan bergumam kecil, mengingatkan. Sudah. Bukan cuma Tuhan yang tak menyukai orang-orang berlebihan. Begitu pun aku dan dia. Pada porsinya, saja.

Mau tahu favoritku? Memandangi kekasihku yang tertidur di sampingku. Lalu aku akan menciumi seluruh muka itu sambil menghapal bau iler yang begitu santer... Sampai dia terbangun. Biasanya, dia akan mengerjap-ngerjap, tidak sadar pada serangan fajar!! Hahahahaha... Suka!

Ada hal lucu yang terekam dalam ingatanku. Di taksi, sekali, dua kali, tiga kali. Ahahahaha banyak pokoknya! Masuk. Sampaikan pada pak supir alamat tujuan. Lalu aku akan menghitung dalam hati. 10, 9, 8 (dia meletakkan tas dan mencoba cari posisi nyaman), 7, 6, 5 (melihatku sambil tertawa sumringah), 4, 3, 2 (menyandar manja padaku), 1, 0 (mengambil kedua tanganku untuk memeluk tubuhnya). Aku, suka berdebar sendiri kalau begitu. Hahaha.. Dia pasti tak tahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun