Alkisah tentang tiga orang dara. Dua dara cantik dan satu gadis tampan. Yang dua sudah gak perawan, yang satu lebih suka memperawani (itu yang tampan).
Dara yang paling cantik bernama Sibutarbutar, jangan heran, dia sebenarnya orang Batak. Mukanya mirip orang asing karena entah nenek buyutnya yang mana pernah jadi korban pemerkosaan Belanda, jadi Sibutarbutar mendapat warisan berupa kulit putih dan mata cemerlang, sayang hidungnya pesek.
Dara kedua bernama Sibegobego. Dilihat dari nama sebenarnya menunjukkan bahwa dia bego. Tapi untuk gadis ini pengecualian! Sibegobego adalah seorang gadis (meski tidak perawan) yang cerdas. Berintelektual tinggi dan sudah sarjana, tamatan sekolah candi terbagus pada zamannya.
Dan yang ketiga adalah si dara tampan yang paling cemerlang bernama Sibodobodo. Dia memang tampan dan pintar merayu (iya, dia dara, anda gak salah baca kok!), tapi dia bodoh. Kenapa bodoh? Ya karena ceritanya ini saya, dan saya gak suka membanggakan diri sendiri (aslinya saya jenius, sumpah!). Sibodobodo ini malas kuliah, maunya bekerja saja, tapi orangtuanya memaksa, jadilah Sibodobodo kembali ke bangku kayu dan menuntut ilmu. Sibodobodo sering menyelinap di tengah jam pelajarannya ke simpang tiga rumpun bambu (kok kayak lagu Rama Aipama?). Disanalah dia kemudian bertemu Sibutarbutar dan Sibegobego.
Mereka bertiga kemudian menjadi sangat akrab. Di awal perkenalan sebenarnya Sibegobego dan Sibutarbutar sempat jatuh hati pada Sibodobodo, tetapi setelah mengetahui SIbodobodo adalah seorang perempuan, mereka tidak jadi suka (belakangan baru diketahui keduanya mengalami gejala disorientasi). Ketiganya sering sekali menghabiskan waktu berbincang-bincang sampah di kampung Maya, itu kampung kotakan, di warung kecil bernama Messenger.
Sibegobego sering bercerita tentang pacarnya yang lemah syahwat. Sibutarbutar hobi bercerita tentang musisi dingin yang menarik perhatiannya, dan beberapa lelaki yang mengganggu hidupnya. Sementara Sibodobodo lebih banyak diam dan mendengarkan, sambil sesekali berimajinasi tentang selangkangan.
Pada suatu hari yang tadinya tenang, sampailah kabar ke telinga SIbodobodo yang sedang berada di kampus. Sibegobego datang tergopoh-gopoh, dia berteriak ala India,
"Bodo! Sibutarbutar diculik!"
Sibodobodo yang aslinya jenius langsung berfikir, pasti Sibutarbutar disangka Miyabi!! Makanya dia diculik. Gosipnya oleh si penulis Kambing Jantan. Tapi diklarifikasi melaui Twitter dan blognya, ternyata si Kambing Jantan tidak terlibat dalam rencana penculikan Miyabi sama sekali. Sibodobodo dan Sibegobego memutar-mutar otaknya mencoba berfikir.
Sampailah kepada satu tersangka. Pemuda paling mesum seantero desa. Sang playboy kabel yang dicurigai Homo, sebut saja dia Bunga (bukan nama sebenarnya ; red.). Sibegobego berfikir, mungkin Bunga menculik Sibutarbutar karena dia seksi, dan berharap bisa menyembuhkannya dari penyakit Homoseksualnya. Sibodobodo berfikir, bahwa Bunga bermaksud mengeksploitasi Sibutarbutar dengan merekam video memasak pagi hari menggunakan bikini, ya secara dia mirip Miyabi. Ini pasti ada hubungannya dengan itu. Si bunga itu mungkin mengaku indie, tapi dia sedang skripsi dan butuh biaya besar, ya, pasti motifnya adalah eksploitasi gadis umur belasan demi uang tembaga.
Kemudian setelah melalui proses pengaturan rencana bertahun-tahun, Sibegobego dan Sibodobodo pun menjalankan rencananya "Menyelamatkan si Imitasi Miyabi". Suatu siang ketika Bunga sedang berada di dunia maya. Sibegobego yang cerdas melacak keberadaannya melalui hidung, tercium olehnya posisi pasti Bunga. Dan Sibodobodo yang merupakan mantan atlet Taekwondo pun meringkuk Bunga dengan mudah, tanpa kekerasan pula.