Mohon tunggu...
Dini Octafiyanti
Dini Octafiyanti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Just ordinary girl but want make great thing

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Saatku Berserah kepada-Mu, Kau Tunjukkan Kebesaran-Mu

21 Desember 2012   06:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:16 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Maaf bu, kami tidak bisa menikahkan begitu saja jika papanya masih hidup dan tidak bisa semudah itu menyerahkan hak perwalian kepada wali hakim"

***

Kata-kata yang meluncur dar mulut kepala KUA tersebut membuat saya dan mama langsung lemas. Saat itu telah kurang dari 1 bulan sebelum rencana akad nikah akan diadakan pada tanggal 7 November 2012.

Persiapan pernikahanku dengan pria pilihanku terganggu karena ketidaksediaan papa untuk menjadi wali nikahku. Hal ini bukan karna tidak setuju dengan pria pilihanku. Namun karna adanya hasutan dan fitnah dari pihak ketiga diantara hubungan mama dan papa.

Sungguh saat itu saya tidak bisa berpikir apa-apa lagi karna menurut kepala KUA prosedur jika papaku tidak mau menjadi wali lalu tetap ingin menikah melalui wali hakim perlu sidang di pengadilan agama terlebih dahulu.

Akhirnya saya tempuh juga prosedur tersebut. Namun harapan saya pupus saat di pengadilan agama ternyata saya baru bisa sidang pertama tanggal 7 November bertepatan dengan rencana pernikahan. Makin penat kepala memikirkan souvenir yang telah jadi, catering, perias, dokumentasi, dekor dan terop yang telah dipesan serta undangan yang hari ini tanggal 19 Oktober 2012 sore nanti diambil.

Saat itu saya hanya bisa berpasrah dan berserah pada Allah. Allah tak akan menguji di luar kemampuan hambanya. Langkah yang kuambil kemudian menghubungi catering dan perias untuk memberitahukan acara tanggal 7 November dipending dulu.

Sepulang dari pengadilan harusnya saya mengambil undangan yang telah dicetak. Namun apa daya hati sudah tidak kuat memikirkan tanggal pernikahan.

Pagi itu tanggal 22 Oktober saya akhirnya mendatangi percetakan. Saat sampai di percetakan saya sebutkan nomor dan tipe undngan yang saya pesan. Setelah dicari akhirnya karyawan di percetakan menyerahkan 500 lembar undangan pada saya. Namun saat saya cek nama yang tertera di undangan bukan nama saya dan pasangan. Ohh, ternyata karyawannya salah mengambilkan undangan. Kemudian dicarilah undangan pesanan milik saya.

Hingga 15 menit undangan tersebut tidak ketemu juga. Pemilik percetakan mulai pucat karna ternyata undangan yang tadi diberikan ke saya harusnya dicetak untuk saya namun yang tercetak malah pesanan orang lain.

SUBHANALLAH ALLAHUAKBAR

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun