Mohon tunggu...
Deean Dee
Deean Dee Mohon Tunggu... -

pembelajar yang suka menulis, berpetualang, membaca, mendengarkan dan bersahabat.. Bismillah.. :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Status Facebook Itu adalah Pertanggungjawaban di Hadapan-Nya!

30 April 2012   17:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:54 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13358071561518328030

Subhanallah, sudah lama sekali berhenti aktif menulsi diblogs, entah itu yang bersifat copy paste atau pun sekedar coretan-coretan yang bersifat pribadi.. begitupun hal nya dengan Facebook maupun twitter[yang ini jarang disentuh].. dan mungkin, semua ini adalah hasil dari evaluasi diri.. dan mari simak saya, menuturkan alasannya disini..

Teman, mungkin sering sekali kita melihat, menyaksikan dan bertemu dengan orang-orang yang  memiliki kapasitas hebat dalam dunia tulis menulis.. baik dalam hal menulis kondisi atau permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam negeri, maupun menulis hal-hal yang memang lebih bersifat pribadi[curahan hati].. sangat banyak sekali, saya yakin itu.. karena pun saya salah satu di antara penulis-penulis tersebut yang memang tidak memiliki kapasitas yang baik untuk dikatakan sebagai penulis handal dan inspiratif..

saya mencoba mengevaluasi diri terhadap apa-apa saja yang pernah saya tuliskan.. dulu, ketika pertama kali mengenal facebook, saya menganggap facebook adalah sarana yang paling efektif bagi saya untuk mengenalkan diri saya pada “teman-teman” maya saya.. mengenalkan secara tersirat melewati status-status yang rajin saya up-date setiap harinya.. bahkan catatan-catatan pribadi yang sering saya share ke teman-teman di FB.. kondisi ini berlangsung lama.. hampir 2tahunan saya rasa..

dan kiranya FB secara tidak sadar membuat saya jadi “kecanduan”, bukan hanya candu menulis status, tapi pun secara tidak langsung saya seperti diarahkan untuk mengetahui kehidupan banyak orang, baik melewati tulisan mereka. kmentar-komentar mereka, bahkan foto-foto kehidupan mereka.. lewat FB ini, saya seperti diizinkan memasuki “rumah” orang tanpa sepengetahuan sang pemilik rumah.. saya bebas meng-akses kehidupan nya, sekalipun tidak detail.. dan sedikit tau karakter sifatnya.. entah dengan keluh kesahnya di FB maupun curhatan-curhatan nya..

padahal tidak ada niat untuk seperti itu, cuma semakin lama, semakin kita penasaran dengan orang tersebut, semakin “liar” lah pula otak detektif untuk mencari tahu atau membaca “orang” tersebut lewat hal-hal yang di-share-kannya.. saya mulai sadari kondisi ini salah hampir satu tahunan yang lalu.. karena itulah saat ini, saya jarang mempublish apapun di FB kecuali hal-hal yang saya rasa penting.. dan termasuk menyadari, ini salah satu konspirasi.. [maybe..]

kembali ke masalah penulis, pernah suatu ketika saya membaca status seorang teman di FB, saya lupa bagaimana status lengkapnya, yang pasti intinya

Setiap kata yang kita tuliskan di FB pasti akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah.. dan malaikat senantiasa mencatat apa yang kita tuliskan[ketikkan] pada kitab yang tidak ada satu orang pun yang bisa mengingkarinya, karena disana tertulis dengan sangat jelas, setiap menit, detik dan tempat yang telah menjadi saksi atas apa yang telah kita tuliskan..

Membaca status tersebut, membuat saya cukup merasa tertampar.. seolah disuruh “Hei, Bangun, Sadarlah!!”..

ya, saya merenung panjang dan tersadar, kiranya banyak dari apa yang saya tuliskan melalui status Facebook masih jauh dari cerminan diri saya.. ketika mengajak seseorang untuk tidak tajassasu[mencari-cari kesalahan orang].. saya malah terjebak dalam kondisi ini ketika berinteraksi dengan FB.. ketika mengajak seseorang untuk tidak ghibah, saya malah terjebak oleh media online yang tidak lupa mengupas kehidupan banyak tentang selebritis, intinya apa yang saya tuliskan masih jauh dengan apa yang saya lakukan..

Saya menangis ketika menyadarinya, betapa kiranya, sudah banyak kata yang telah saya ketikkan, dan ketika itu pula para malaikat tak alpa mencatatnya.. begitu halnya ketika saya berkenalan dengan penulis yang rajin memposting catatan agar ber-amal shalih, dll, yang kiranya dia pun juga masih jauh untuk bisa melakukannya.. dan ia tidak sadar bahwa apa yang ditulisnya akan dimintai pertanggungjawaban.. [semoga tidak demikian, cukuplah saya saja].. terlebih lagi bila menulis itu digunakan sebagai sarana agar orang-orang memuji, mengakui dan berbangga terhadapnya.. astaghfirullah, semoga Allah menjaga para penulis shalih dan shalihah dari hal-hal demikian..

Teman, inilah yang akhirnya menjadi alasan saya jarang sekali berinteraksi di FB maupun diblogs.. karena saya merasa.. ketika memilih untuk menuliskan sebuah kata-kata dan nasehat, kita juga harus siap mengimbanginya dengan ‘amal perbuatan.. dan dari perenuangan panjang saya, lebih membuat saya mawas diri dan lebih meluruskan niat awal saya kembali.. cukuplah menjadikan Allah satu-satunya penilai diri saya.. terlebih agar diakui.. karena saya sadar, pujian manusia itu hakikatnya adalah aib-aib diri yang sedang Allah sembunyikan.. andaikan aib-aib itu Allah hadirkan dalam bentuk “aroma[bau]” pada diri setiap hamba, pastinya aroma yang keluar dari tubuh saya adalah aroma yang begitu memuakkan hidung yang menciumnya dan saya yakin pujian itu akan hilang baik berupa ucapan maupun kesan hati, tsumma naudzubillah..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun