Mohon tunggu...
Dewi Lestari
Dewi Lestari Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Sudah di Bogor, sementara akan jadi pembaca setia kompasiana.. :)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Mekarnya Bunga Bangkai tanpa Spadiks

15 Mei 2011   21:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:38 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto dokumen Prof. Amzu

Senin kemarin (9 Mei 2011), kami praktikum di Kebun Raya Cibodas. Kebetulan, saat itu, koleksi bunga bangkai KRC akan mekar. “Koleksi yang tumbuh di KRC ini adalah koleksi yang didapatkan dari Bukit Duabelas, Jambi. Dahulu kami dapatkan berupa umbi. Besar sekali ukurannya.” Ujar Pak Didik. ” Bunga semacam ini bisa tumbuh setelah melewati masa vegetatif 3-4 kali,” tambahnya sambil menunjuk daun yang tampak tumbuh di sekitar bunga (Bisa dilihat pada foto di atas, yang bertanda panah ungu). Mulai Rabu malam (11-5-2011), bunga bangkai (Amorphophalus titanum Becc) koleksi Kebun Raya Cibodas mekar, namun dengan spadiks (tongkol) yang patah.

Copas dari http://www.pikiran-rakyat.com/node/144853

Ketika kami di sana (Senin, 9 Mei 2011), spadiks itu masing berdiri menjulang, hingga ketinggian mencapai 3,11 meter. Namun tanda-tanda akan patah memang sudah tampak karena spadiks sudah tampak melengkung. Melengkungnya spadiks, menurut Pak Nanang yang mendampingi praktikum kami siang itu, adalah karena naungan. Naungan menghalangi sinar matahari saat sore, sehingga enzim auksin pada spadiks bekerja tak merata. Walhasil pertumbuhan spadiks hanya terjadi pada satu sisi sehingga melengkunglah yang terjadi. Menurut informasi teman, sebelum patah pada hari Rabu, spadiks ini telah mencapai tinggi 3,40 meter.

Tiap hari perkembangannya diamati dan pertumbuhannya diukur. Foto dokumen Prof.Amzu

Kejadian spadiks yang patah juga pernah terjadi pada kemekaran bunga yang terakhir di KRC, kurang lebih pada tahun 2004 lalu. Sayang memang, sudah sekian tahun kejadian ini kembali berulang. Semoga ke depan, ada upaya perbaikan habitat yang bisa dilakukan. Misalnya dengan memanipulasi habitatnya sehingga lebih kondusif: penyinarannya cukup, potensi rusak akibat tertimpa cabang dari pepohonan naungan juga minim. Jika belajar pada kebun raya di luar negeri yang berhasil menumbuhkan bunga bangkai di rumah kaca, semoga hal serupa juga bisa diadopsi oleh KRC. Sayang kan jika jenis yang endemik Sumatera ini justru bisa dinikmati sempurna oleh orang luar, bukan oleh kita..

;)
;)
(dewi)

Mekarnya bunga bangkai di Kebun Raya Bassel Swiss pada 24 April 2011. Foto (Reuters) dicopas dari http://i.okezone.com/content/2011/04/24/56/449329/bZ8t7gzOSP.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun