Mohon tunggu...
Dewi Lestari
Dewi Lestari Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Sudah di Bogor, sementara akan jadi pembaca setia kompasiana.. :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Every Child is Special..

2 Maret 2011   15:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:08 1731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar copas dari http://2.bp.blogspot.com/_BmPvONNh0jA/SckO05_v_aI/AAAAAAAAAXs/IKJdYXrZYaU/s400/taarezameenpar.jpg

Taare Zameen Par (Every Child is Special) adalah judul sebuah film India yang diproduksi dan dibintangi oleh Aamir Khan pada tahun 2007. Menceritakan kehidupan seorang anak penyandang disleksia bernama bernama Ishaan. Seperti penyandang disleksia lainnya, Ishaan tidak mampu mengenali huruf,  sehingga dia sulit untuk membaca, menulis dan berhitung. Akibatnya, dia dianggap idiot oleh lingkungannya. Kondisi Ishaan makin dipersulit oleh ketidakmampuan orang tua untuk memahaminya. Kebiasaan Ishaan yang suka menulis terbalik, ketidakmampuannya melempar bola atau memperkirakan jarak, tidak disadari oleh orangtuanya sebagai ciri-ciri dari penyandang disleksia. Mereka menganggap bahwa ketidakmampuan ini adalah hasil dari kemalasan untuk belajar.  Mereka terus menekan dan memaksa Ishaan untuk belajar tanpa mau mencari tahu apa yang sebenarnya dialami anak ini. Ketika guru di sekolah menyerah, mereka tidak terima bahwa anaknya dianggap mengalami keterbelakangan mental. Anak sulung mereka  sangat pintar dan atlet tenis yang cukup berbakat.  Bagaimana mungkin anaknya bungsunya bisa bodoh..? Pasti itu bukan keterbelakangan mental, tapi kemalasan..! Demikian kesimpulan mereka. Karena itu, bapak Ishaan memutuskan untuk menyekolahkannya ke sekolah asrama agar Ishaan bisa lebih disiplin dan mandiri. Sungguh kenyataan yang menyakitkan bagi Ishaan. Karena rumah yang selama ini memberikan perlindungan dan pelarian diri dari kenyataan bahwa dirinya berbeda dari manusia kebanyakan tiba-tiba direnggut paksa darinya. Dia semakin depresi, bahkan berhenti melukis. Aktivitas yang selama ini begitu disukainya. Ram, guru magang seni, yang kebetulan adalah penyandang disleksia mulai memahami apa yang dialami yang oleh Ishaan. Setiap melihat Ishaan, masa lalunya seperti terbuka kembali. Melihat Ishaan yang semakin depresif, Ram pun tak tinggal diam. Dia pergi ke kota dan menemui keluarga Ishaan. Menyadarkan apa yang sebenarnya pada Ishaan dan apa dampak yang dialami Ishaan ketika mereka mengirimkannya jauh dari rumah. Bukan usaha yang mudah karena ayah yang begitu keras kepala. Maka, tak ada jalan lain bagi Ram selain mendampingi Ishaan di asrama. Perlahan, dia menunjukkan pada Ishaan dan lingkungannya, apa itu disleksia dan bahwa mereka penyandang disleksia bukanlah seorang yang lemah, justru sebaliknya. Banyak nama besar di dunia ini yang ternyata adalah penyandang disleksia, misalnya Thomas Alfa Edison, Albert Einstein ataupun penyanyi terkenal di India, Abisheek Bachan. Perlahan kepercayaan diri Ishaan pun mulai tumbuh. Dengan bimbingan Ram, dia mulai belajar mengenali huruf, mulai menulis, membaca dan berhitung. Selanjutnya bagaimana..? Silakan Anda saksikan..

;)
;)
Terlepas dari kisah ini, menurutku, Aamir Khan tampak memiliki ketertarikan sendiri terhadap dunia pendidikan India. Dua filmnya, film ini dan film 3 Idiot (produksi tahun 2009) menjadi buktinya. Banyak kritikan yang disampaikan dalam kedua film ini. Diantaranya bahwa pendidikan selama ini hanya menghasilkan “robot-robot” seragam yang hanya berorientasi pada hafalan tanpa pemahaman, kuantitas tanpa kualitas, dan melupakan hakekat pembangunan kemanusiaan sesungguhnya. Hmmm, sepertinya itu tak hanya terjadi di India, tapi juga di..  ;) (dewi)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun