Mohon tunggu...
Dee Azwir
Dee Azwir Mohon Tunggu... -

simple is yakkks..

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Orang-orang Munafik

1 Juni 2011   08:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:59 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sebenarnya sudah lama pengen nulis ini, menumpahkan kekesalan saya pada orang2 munafik yang hanya mementingkan kepentingan sendiri dibanding masa depan bangsa

bermula dari pembicaraan saya dengan seorang kawan yang  adik laki-lakinya tercatat sebagai siswa sma tempat saya dulu menimba ilmu. inti dari obrolan ringan kami adalah adeknya yang akan mengikuti ujian akhir nasional kala itu memutuskan untuk tidak belajar, karena merasa pede dengan contekan yang dijanjikan oleh pihak sekolah akan diberikan kepada tiap murid dengan hanya membayar 100 ribu rupiah. menjijikkan.

hanya itu kata yang terlintas di benak saya, dan lebih merasa jijik lagi ketika teman saya mengakhiri kalimatnya dengan mengatakan kalau ibunya tidak merasa terganggu dengan kondisi yang dialami sang adik ketika saya tanya bagaimana sikap sang ibu yang saya tahu merupakan guru sekolah dasar itu.

saya bukan orang suci. tapi sejauh yang saya tahu saya melewati akhir pendidikan saya dengan usaha saya sendiri, dengan bantuan Tuhan pastinya. meskipun hasilnya tidak sebaik yang dicapai teman2 saya lainnya, tapi saya bangga dengan nilai yang saya peroleh.

saya meyakini kalimat yang pernah dilontarkan oleh kakak saya, bahwa terdapat hukum lingkaran setan didunia ini, termasuk dalam hal yang mungkin kita anggap gancil. ujian misalnya, nilai yang kita peroleh saat ujian dengan cara yang curang, maka kecurangan itu akan berimbas pada gaji yang kita peroleh dari pekerjaan yang kita dapat dengan nilai yang kita peroleh tadi, hukumnya tetep aja gak halal. hitung saja sudah berapa kali kita melakukan kecurangan dalam ujian-ujian sekolah yang pernah kita jalani.

boleh percaya boleh tidak, tapi saya memilih untuk percaya saya, saya memilih unutk tidak mengambil resiko.

mau dibwa kemana nasib generasi penerus bangsa ini, kalau dari kecil hingga menginjak usia remaja mereka terbiasa untuk "disuapi", tidak dilatih untuk percaya pada kemampuan diri. tidak dilatih untuk bertindak jujur. saya malu, bahkan oleh para orang2 yang diberi amanat akan moral generasi penerus bangsa (pendidik  red) ini, malah bertindak yang justru membahayakan bangsa. kecurangan yang terjadi seolah sudah menjadi rahasia umum, yang setiap orang dipaksa untuk memaklumi, bahwa kalau gak curang gak bakal lulus lah, kalau setiap orang curang kenapa saya mesti gak lah...dll, beribu alibi pun dilontarkan, bermacam jurus pun dikeluarkan. jijik saya.

budaya malu sudah tidak ada lagi sepertinya,

saya percaya bahwa itu hanya ulah segelintir orang saja, saya mengenal banyak orang di sekitar saya yang tetap menjunjung tinggi kejujuran di hidupnya, pun tidak sedikit orang yang tidak pernah segan melakukan kecurangan yang saya kenal di llingkungan saya

hhhhhhhfffffffffffffffffff.......

entahlah, yang jelas saya muak,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun