Burden atau beban tugas ganda yang seringkali kali dialami oleh perempuan, antara mengurus rumah tangga, keluarga, dan karier, bisa membuat partisipasi dalam proses politik menjadi kurang prioritaskan. Ketidakmampuan untuk mengalokasikan waktu dan sumber daya untuk terlibat dalam pemilihan bisa menjadi faktor penentu bagi banyak perempuan.
3. Ketidakpuasan Terhadap Calon yang Ada
Perempuan seringkali merasa tidak memiliki pilihan yang memadai di antara calon yang tersedia. Mereka mungkin merasa bahwa tidak ada kandidat yang secara khusus mewakili nilai-nilai atau kebutuhan mereka, atau bahwa semua kandidat memiliki rekam jejak yang kurang memuaskan.
4. Rasa Putus Asa Terhadap Politik
Beberapa perempuan mungkin merasa bahwa partisipasi politik tidak akan menghasilkan perubahan yang signifikan dalam kehidupan mereka.
Terlebih lagi, perempuan mungkin merasa bahwa sistem politik di negara mereka korup atau tidak dapat dipercaya, sehingga memilih golput sebagai bentuk protes terhadap ketidakpuasan mereka terhadap sistem politik yang ada.
5. Hambatan Struktural
Adanya hambatan struktural, seperti kurangnya akses terhadap tempat pemungutan suara yang aman, transportasi yang tidak memadai, atau pembatasan hukum terkait identitas gender, juga dapat menjadi faktor yang menghambat partisipasi politik perempuan.
6. Tidak Mendapatkan Informasi yang Memadai
Kurangnya akses terhadap informasi tentang calon dan isu-isu politik, terutama di daerah yang terpencil atau dengan tingkat pendidikan yang rendah, bisa membuat perempuan merasa tidak yakin atau tidak berdaya untuk membuat keputusan yang terinformasi.
Alasan Perempuan Jangan Golput