Sejak menjadi ibu, ketertarikan saya terhadap dunia menyusui mulai muncul. Hambatan di awal-awal menyusui anak pertama pada lima tahun yang lalu membuat saya inging ambil bagian dalam membantu ibu-ibu menyusui.
ASI (Air Susu Ibu) memiliki banyak kandungan yang sangat berguna bagi bayi. ASI tak hanya memberikan kesehatan fisik yang tangguh, tapi juga kestabilan emosi bagi bayi. Bayi yang disusui akan terhindar dari malnutrisi. ASI menjadi awal yang baik bagi kehidupan bayi. Sebagaimana tema dalam pekan ASI sedunia tahun ini, ASI sebagai fondasi kehidupan.
Sayangnya angka kecukupan ASI eksklusif di Indonesia masih jauh dari target yang ditetapkan oleh badan kesehatan dunia (WHO). Di Jawa Timur sendiri, angka cakupan ASI eksklusif baru mencapai 48,1%. Berdasarkan data dari Pusdatin Kementrian Kesehatan tahun 2016, angka cakupan ASI eksklusif Jawa Timur berada di posisi ke 23 seluruh Indonesia.
Hambatan Menyusui
Beberapa sebab masih rendahnya angka kecukupan asi eksklusif antara lain adalah kurangnya informasi dan dukungan dari orang sekitar. Menyusui memang adalah proses yang alamiah, namun dalam prosesnya tidaklah semudah itu. Banyak ibu baru yang mengalami hambatan dalam menyusui karena kurangnya informasi. Misalnya informasi tentang pentingnya IMD di awal kelahiran bayi, informasi tentang bagaimana posisi dan pelekatan yang baik agar proses menyusui berjalan lancar dan berbagai informasi lainnya.
Dukungan dari orang sekitar juga sangat menentukan bagi keberhasilan menyusui. Menyusui bukan hanya urusan ibu dan bayi saja, tapi juga menjadi perhatian bagi orang-orang sekitar. Ibu membutuhkan dukungan ayah, orangtua, rekan kerja hingga tenaga kesehatan.
Bergabung di AIMI Jawa Timur
Saya sendiri baru bergabung dengan AIMI Jawa Timur pada tahun 2014. Kemudian baru resmi menjadi seorang konselor menyusui pada tahun 2017. Dengan menjadi konselor menyusui, saya akan semakin bisa membantu ibu-ibu menyusui.
Konselor Menyusui