Setiap tanggal 23 Juli diperingati sebagai Hari Anak Nasional (HAN). Peringatan HAN ini dimulai sejak tahun 1984. Kala itu Presiden Soeharto menetapkan HAN melalui Keputusan Presiden RI No 44 Tahun 1984. Tujuan ditetapkannya HAN adalah untuk melindungi dan menjamin hak-hak. Mulai dari hak hidup, hak tumbuh kembang, hak berpartisipasi sesuai harkat dan martabat serta hak mendapat perlindungan.
Tahun ini pemerintah menetapkan tema "Anak Indonesia Anak GENIUS" untuk memperingati Hari Anak Nasional 2018. Anak GENIUS adalah anak yang Gesit, Empati. beraNI, , Unggul dan Sehat. Lalu bagiamana caranya agar anak Indonesia menjadi anak GENIUS?. Sebelum menjawab pertanyaan ini ada baiknya kita membedah satu persatu komponen GENIUS tersebut.
Gesit , artinya giat dan cekatan.
Empati , artinya mampu mengidentifikasikan diri dalam pikiran dan perasaan yang sama dengan orangain atau kelompok lain.
beraNI, artinya mempunyai hati yang mantap dan percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan dan sebagainya.
Unggul, artinya menjadi terbaik.
Sehat , artinya kondisi kesatuan antara fisik, mental dan kesejahteraan sosial, bukan hanya bebas penyakit dan kecanduan.
Nah ketika sudah mengetahui definisi dari GENIUS, maka kita bisa mulai menjawab pernyataan diatas. Membuat anak menjadi anak GENIUS dibutuhkan peran aktif dari orangtua. Orangtua menjadi signigicant others agar anak menjadi anak GENIUS. Caranya adalah dengan bermain bersama. Ya, main bersama antara orangtua dan anak menjadi cara yang efektif agar anak tumbuh menjadi anak GENIUS.
Bermain didefinisikan sebagai sebuah kegiatan untuk menyenangkan hati. Bermain menjadi sebuah proses belajar yang dilakukan secara fleksibel dan kreatif. Bermain dilakukan dengan cara yang spontan dan sukarela dengan mengkombinasikan tubuh, benda dan hubungan.
Bermain memiliki banyak manfaat bagi tumbuh kembang anak. Selain menstimulus fisik anak, bermain mampu menumbuhkan rasa percaya diri. Dengan bermain anak belajar berbagi, bekerja sama, negosiasi, memecahkan masalah hingga membuat keputusan. Bermain adalah cara belajar paling efektif bagi anak.
Peran orangtua dalam bermain bersama sangat penting. Keterlibatan orangtua saat bermain bersama mampu memperkuat bonding dengan anak. Orangtua menjadi pihak yang berperan penting dalam mensosialisasikan cara dan aturan permainan. Orangtua menjadi penjamin keamanan dalam proses bermain. Misalnya dengan menyediakan permainan yang sesuai dengan usia anak.