Saya rasa sebagian dari kita pasti mengenal tokoh dalam mahabrata yang bernama Sengkuni. Sengkuni dikenal sebagai sosok pria yang licik, jahat, penuh tipu muslihat, “tukang kompor”, penyayang, cerdas, memiliki motivasi tinggi, setia.
Jika anda merasa bahwa beberapa penjelasan sifat diatas ada yang meleset, maka disinilah saya akan membahasnya.
Sengkuni dalam kisah mahabrata adalah paman dari korawa dan kakak Gandari. sebagai seorang paman yang menyayangi keponakannya, kegiatan favoritnya adalah menemani keponakannya. Hampir setiap keputusan dan tindakan yang diambil keponakannya baik duryodana ataupun dursasana untuk menjegal pandawa berlandaskan atas pemikiran brilian sengkuni. Salah satu contohnya adalah membakar tempat pandawa menginap dan memberikan jalan untuk pandawa menjadi penghuni tetap hutan selama 12 tahun dan 1 tahun istimewa yang membuat mereka menjadi tidak dikenal.
Untuk orang awam penggemar berat pandawa, tindakan sengkuni sangatlah biadab dan lahan basah untuk meneteskan air mata. Tapi tunggu dulu, sebagai manusia yang menilai sekarang adalah jaman modern, kita tidak boleh langsung melakukan judge, ada baiknya dan bahkan menurut saya berpikirlah “Thinking out of the box”. Thinking out of the box adalah cara berpikir diluar dari kebanyakan orang, berpikir dengan cara berbeda, berpikir tidak harus memiliki kendaraan yang sama dengan tetangga, berpikir tidak harus memiliki kendaraan yang memiliki warna yang sama dengan orang kebanyakan. It is same and absolutly flat.
Jika melihat dari dasar atas semua tindakannya, sengkuni mendasarinya atas rasa sayang yang luar biasa besar atas keponaknnya, dia ingin keponakannya menjadi seorang raja, ingin keponakannya bahagia, sekalipun berbagai hal menghadang akan dia hadapi.
Berkat rasa sayang yang luar biasa ini, dan motivasi untuk menjadikan keponakannya menjadi seorang raja, sengkuni bertransformasi menjadi seorang yang memiliki banyak akal dan cerdas. Sengkuni selalu memiliki pemikiran yang maju, selangkah lebih maju dibandingkan pandawa. Hal ini berdasarkan bagaimana ide-idenya untuk menjegal pandawa yang notabene sangatlah kuat penuh, dengan perlindungan dan cerminan moral yang sempurna. Kabar gembiranya sengkuni selalu berhasil mengrecoki hidup pandawa.
Untuk hal kesetiaan, sengkuni juga mendapat acungan jempol, sampai perang bratayudha berlangsung, sengkuni masih tetap setia menemani keponakannya, tidak perduli akan pasti kalah dan mati, dia tetap menemani keponakannya. Hal yang dikalukan sengkuni berbeda jauh dengan tokoh-tokoh antagonis yang dinilai memiliki keistimewaan dalam sifat licik. Mereka akan berpegangan erat bagaikan paku bumi saat seseorang dalam keadaan diatas dan menjadi sepatu kualitas KW yang tidak tahan lama dan useless.
Dalam kaitan kehidupan sehari-hari, nyawa sengkuni dapat dilihat dalam hal membeli produk barang berdasarkan brand. Apakah poduk itu palsu atau original, banyak yang kurang perduli, asalkan brand sudah terpampang dan harga cocok, deal, walaupun diluar itu masih banyak yang tidak mementingkan brand tetapi kualiatas.
Kaitan lain, dalam hal kegiatan belajar mengajar. Seorang siswa yang menginginkan nilai sempurna dalam mata pelajaran yang tidak dia kuasai namun, mata pelajaran itu menurut beberapa orang adalah hal yang penting dan indikator tingkat kepintaran seseorang, maka dia akan melakukan berbagai hal untuk mencapainya, termasuk mencontek.
Disini kita bisa lihat bahwa semua tindakan yang dilakukan sengkuni tidak murni atas nilai negatif, malahan sebagian berdasar nilai yang banyak orang kagumi sebagai nilai positif, seperti, sayang, setia dan motivasi. Lalu kenapa semua hal tersebut menjadi terlihat jahat, buruk, dan menggemaskan?
Jawabannya adalah karena seorang seperti sengkuni adalah orang yang baik di tempat yang salah. Sengkuni tidak akan terlihat jahat atau buruk jika dia dan keponakannya tidak memiliki hubungan dengan pandawa. Sengkuni akan terlihat baik jika keponakannya tidak menginginkan menjadi raja
Dengan ini, dengan cara thinking out of the box, kita akan dapat melihat kelebihan seseorang ataupun sesuatu, kita dapat menghargai, atau bahkan mendapatkan referensi atau ide-ide yang dapat diaplikasikan tentunya di tempat yang tepat dan waktu yang tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H