Mohon tunggu...
Dedy Sigid Setiawan
Dedy Sigid Setiawan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

facebook: dedy.s.setiawan.9@facebook.com Twitter: @DedySigid82 Blog : dedy-sigid82.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Sebuah Ide Kecil Untuk Pariwisataku

6 Januari 2015   19:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:42 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak di pungkiri negara Indonesia memiliki tidak hanya keanekaragaman budaya dan bahasa tetapi juga memiliki keanekaragaman pariwisata yang ada di setiap daerahnya. Mulai dari pantai, hutan, pulau, bahari, gunung, sampai dengan kuliner sangat komplek ada didalam satu negara yaitu Indonesia. Tetapi kondisi ini bukan berarti bahwa Indonesia dapat menjadi tujuan wisata yang sangat digemari wisatawan khususnya wisatawan manca negara. Menurut World Economic Forum (WEF) di tahun 2013 negara Indonesia berada di urutan 70 dunia, masih dibawah negara tetangga seperti Singapura (peringkat 10), Malaysia (peringkat 34) dan Thailand (peringkat 43).

Dalam Pariwisata, Indonesia masih mengandalkan potensi Bali sebagai ujung tombak Pariwisata seperti survey yang dilakukan oleh situs perjalanan TripAdvisor periode 27 Desember 2014 sampai 4 Januari 2015 bahwa 2 daerah di Bali masuk 10 besar tujuan bagi wisatawan di Asia Pasifik yaitu Seminyak (peringkat 3) dan Kuta (peringkat 9). Untuk itu, pariwisata di daerah lain yang ada di Indonesia harus berkaca dari pariwisata yang ada di Bali seperti infrastruktur, budaya dan transportasi yang sangat mendukung perkembangan industri pariwisatanya.  Sebagai seorang traveller, saya telah mengunjungi beragam wisata yang ada di Jawa Timur mulai dari pegunungan, pantai, pulau, sampai mangrove sudah menjadi koleksi wisataku. Dari kesemuanya, masih banyak yang perlu menjadi perhatian dan harus segera diperbaiki setidaknya menurut saya adalah sebagai berikut :


  1. Perbaikan dan penambahan jalan menuju area Wisata. Kebanyakan tempat wisata di Indonesia terbilang rapuh untuk fasilitas yang satu ini khususnya area pantai dan pegunungan. Belum lagi penunjuk jalan menuju wisata masih minim sehingga wisatawan sering harus bertanya-tanya untuk menuju ke lokasi wisata.
  2. Adanya transportasi umum yang menuju sampai ke lokasi wisata, khususnya wisata di area pegunungan. Hampir 95% wisata di daerah pegunungan tidak mempunyai transportasi untuk sampai ke lokasi wisata sehingga jika wisatawan harus menggunakan kendaraan pribadi, berjalan kaki, atau harus menggunakan jasa rental sehingga biaya yang dibutuhkan tidak sedikit.
  3. Perbaikan sarana dan prasarana yang memadai. Penting halnya sebuah lokasi memiliki kelengkapan yang satu ini. Seperti Masjid, Toilet, tempat duduk, area parkir, sampai tempat sampah harus benar-benar memadai. Semakin banyak pengunjung yang berwisata maka semakin banyak pula sarana yang diperlukan. Jika faktor ini diabaikan maka tinggal menunggu waktu saja tempat wisata tersebut akan menjadi kumuh dan tidak sedap untuk didatangi.
  4. Aturan main di wisata harus jelas, seperti aturan membuang sampah, perijinan usaha di tempat lokasi atau sekedar mencorat-coret di area lokasi wisata. Hampir semua tempat wisata di Indonesia terdapat tiga pelanggaran di atas. Semakin banyak pengunjung maka semakin banyak yang melanggar tindakan diatas. Untuk itu pihak pengelolah harus tegas terhadap pelanggaran yang terjadi, bila perlu diberi hukuman denda sedangkan untuk corat-coret pihak pengelolah bisa membuatkan tempat/area khusus untuk tempat corat-coret karena biasanya pengunjung remaja sering meninggalkan tandatangan atau nama di lokasi wisata.
  5. Perlu dibangun fasilitas keamanan dan kesehatan. Yang namanya berwisata tentunya wisatawan tidak ingin wisatanya di ganggu oleh pikiran was-was terhadap keamanan kendaraan atau bawaannya, sehingga secara otomatis pihak pengelola harus menyediakan jasa keamanan untuk melindungi kendaraan/harta yang di bawa wisatawan seperti kamera CCTV. Begitu juga dengan fasilitas kesehatan, karena meskipun wisatawan biasanya membawa obat pribadi tapi tidak menutup kemungkinan ada kejadian di luar dugaan yang dapat terjadi terhadap wisatawan, seperti wisata air dan pantai rawan tenggelam dan lecet kena batu karang atau benda tumpul, wisata pegunungan rawan pingsan karena kelelahan/kurang oksigen ketika memanjat tempat tinggi dan kaki memar bahkan patah ketika terpeleset/jatuh sehingga sangat perlu sekali di dirikan fasilitas kesehatan di lokasi wisata.
  6. Papan Informasi di lokasi masuk wisata. Yang di informasikan berupa wahana yang ada di tempat wisata, luas wisata atau posisi keberadaan wisata, sejarah pendirian wisata sampai adat/kebudayaan yang biasa diadakan tempat wisata tersebut. Hal ini akan sangat berguna bagi wisatawan ketika berada di area wisata yang luas sehingga memudahkan para wisatawan mencari lokasi yang terbaik.
  7. Perlu pengaturan area wisata yang baik. Pada umumnya tempat wisata merupakan ladang uang bagi sebagian pedagang sehingga semakin banyak pengunjung maka dipastikan akan semakin banyak pula pedagang/lapak yang bermukim, untuk itu pihak pengelola harus memetakkan dan membatasi jumlah pedagang yang ada didalamnya. Selain mengurangi persaingan juga dapat menghindarkan kesan semrawut di area wisata.
  8. Pembuatan oleh-oleh atau souvenir khas wisata daerah. Pihak pengelolah harus bekerja sama dengan pengusaha kecil daerah dalam pembuatan dan pengadaan oleh-oleh atau souvenir khususnya pakaian, contoh surabaya dengan CAK-CUK, Jogja dengan Dagadu atau Jogker dan lain sebagainya. Tema pakaian disesuaikan dengan keunikan/keunggulan daerah atau gabungan wisata-wisata yang ada di daerah tersebut. Dengan souvenir ini sebenarnya dalam bidang ekonomi merupakan suatu promosi tidak langsung karena dapat menjadi informasi/promosi bagi teman atau keluarga yang pernah berkunjung ke tempat wisata tersebut.

Untuk promosi, menurut saya masih ada beberapa hal yang perlu untuk di benahi antara lain sebagai berikut :


  1. Promosi area wisata masih kurang, baik di papan reklame atau di internet. Pada umumnya hanya menampilkan gambar wisata saja sehingga kurang menarik minat calon pengunjung yang kebetulan lewat area tersebut. Penambahan informasi dapat berupa peta perjalanan ke arah wisata disertai jarak, atau menambahkan keanekaragaman budaya beserta hari pergelarannya.
  2. Perlu memasang monitor besar di pintu masuk kabupaten atau atau jalan utama yang sering dilewati pengendara dimana monitor tersebut memutarkan kelebihan kabupaten/daerah yang dimiliki seperti wisata, budaya, buah dan kuliner khas daerah sampai acara yang biasa diselenggarakan didaerah yang bersangkutan. Perlu diingat model informasi berupa video lebih disukai calon pengunjung sehingga menarik minat untuk datang ke tempat tersebut.

Percaya atau tidak percaya, bahwa sebenarnya masih banyak tempat wisata yang lebih bagus dari wisata di daerah Bali (http://www.indonesia.travel/wonderfulindonesia), untuk itu pemerintah khususnya dinas Pariwisata Daerah perlu membenahi kawasan wisatanya agar potensi wisata daerah dapat menjadi keunggulan dan dapat mendatangan pendapatan bagi daerah yang bersangkutan. Bukan tidak mungkin jika potensi pariwisata Indonesia dikembangkan secara serius dan profesional maka negara Indonesia akan menjadi negara surganya pariwisata di dunia. Amien

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun