Mohon tunggu...
dedy Sulistyo
dedy Sulistyo Mohon Tunggu... -

"Pelaut, manusia biasa,Warga Negara Indonesia"

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Harga Diktram Certificate of Proficiency (COP) 25 Ribu. Mitos atau Fakta ?

16 Oktober 2016   02:43 Diperbarui: 20 Oktober 2016   03:19 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Saya tidak akan menjabarkan lebih panjang tentang PNBP Tarif  Biaya sertifikat di bawah tahun 2009 , karena jujur saja saya miskin data. Saya tanya ke mbah google pun beliau sudah mulai memberikan Jawaban asal-asalan, dokumen-dokumen yang dimunculkan seringkali tidak lengkap. Bagi kawan-kawan yang tertarik dengan tanya-jawab apakah ada penyelewengan dana atau tidak dalam kurun waktu itu  silahkkan cari data sendiri-sendiri.

Setelah pembahasan yang membosankan tentang peraturan-peraturan dan pasal-pasal diatas ,mari kita mencoba merenungkan kembali apa sih yang sebenarnya di butuhkan pelaut-pelaut kita perihal Diklat Ketrampilan Pelaut (COP) ?. Saya yakin rata-rata jawabanya adalah biaya yang terjangkau. Biaya Diklat-Diklat COP sekarang ini memang terasa semakin mahal, sangat memberatkan bagi mereka yang memulai merintis profesi sebagai pelaut dan bagi Pelaut-pelaut yang sudah bekerja namun  mendapatkan gaji jauh dibawah  standar.

Lantas, bisakah Biaya tersebut di turunkan? Berapa kisaran Biaya atau mekanisme yang Win-Win Solution bagi pemerintah yang sedang menggenjot Penerimaan Negara & Pelaut-Pelaut yang sedang kesusahan , dampak dari Loyo nya Industri Pelayaran ? . Sangat memungkinkan Biaya Diktram tersebut dikoreksi sesuai Kontent Materi Pelatihan dan durasi waktu pelaksanaan. Di dalam disiplin Ilmu  Ekonomi bertebaran konsep-konsep & skema Pembiayaan yang bisa di adopsi oleh pemerintah kita , tinggal bagaimana kita bisa mengolah Suara kita Agar terdengar lebih nyaring di telinga Pemerintah, sehingga mereka sadar dan mau memenuhi tuntutan kita.

Al Ruay’s, Qatar

15 Oktober 2016

Dedy Sulistyo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun