melihat berita sepakbola indonesia dalam hal ini PSSI, mungkin tidak berbeda dengan berita politik bangsa ini yang kisruh, carut marut tidak menentu. dari tinjauan politik awam saya. mungkin wajar situasi yang di hadapi oleh PSSI sekarang, karena :
1. periode transisi.
ini periode berat bagi siapapun dalam sebuah organisasi apapun guna menghadapi transisi. dan proses berat ini hanya bisa di lewati dengan persatuan dan program kerja yg jelas dan terarah. nah persoalannya apakah Pengurus PSSI sekarang sdh bisa mem-persatukan semua nya dalam sebuah tujuan program bersama yg jelas..? persatuan okelah sdh melalui kongres..tapi seharusnya pengurus PSSI sekarang yg berasal dari (Anyone But AP, NH, NB,GT,.) harusnya bisa melobi badan sepak bola internasional agar org2 yg di banned mereka bisa di libatkan dalam kepengurusan bola ini. kenapa..? karena mereka punya logistik yg besar. dan pengurus PSSI sekarang bisa mensinkronkan dengan program jelas, kontinyu,profesional. karena PSSI bukan ormas/Orpol yg rejim baru akan menghancurkan rejim lama ( ini gak sehat dalam organisasi olahraga) maka pelibatan semua pihak yg ber-duit dan gila bola harus di akomodir oleh pengurus PSSI, ( terlebih jika menguntungkan secara bisnis )
2.terlibatnya para pengprov PSSI sebagai voter.
menurut saya keterlibatkan para pengprov se indonesia sebagai voter dalam kongres PSSI. telah menjadikan PSSI cenderung sebagai ORmas olahraga. di banding sebagai persatuan olahraga profesional, kenapa..? para pengprov PSSI ini rerata adalah politisi lokal setempat, mereka sdh nyaman dan terbiasa dengan dana Bansos APBD Lokal ( tidak ada program pembinaan ). dengan di berikan hak voter dalam kongres. mereka bisa dengan mudah menjual suara mereka. terbukti yg banyak membuat kisruh adalah para mantan pengprov, bukan klub. mungkin hal ini bisa di rubah dalam kongres. bahwa hak voter cuma ada dalam klub divis teratas, utama, divisi 1, sebagian divisi-2, asosiasi wasit, asosiasi pemain, komite futsal, liga wanita. dimana posisi pengprov.? mereka hanya di bebankan dengan pembinaan usia berjenjang di daerah setempat. karena pengprov PSSI sejatinya adalah PSSI itu sendiri.
3.tidak ada program kerja jelas,tegas, dan terukur.( perlu assistensi resmi AFC, FIFA)
saya belum melihat program kerja pengurus PSSI sekarang secara jelas, tegas dan terukur. saya hanya melihat kampanye media yang berubah ubah dari pengurus. tentu ini jadi entry point dari pihak luar untuk kisruh ttg PSSI. dan penting juga untuk terus minta asistensi AFC, FIFA. yang berguna untuk melindungi semua program yg di buat pengurus PSSI dari anasir kisruh yg terjadi sekarang. legitimasi ini merupakan senjata ampuh bagi PSSI sekarang. ( namun dengan catatan, semua program kerja kompetisi harus jelas, terukur, prfesional ). Tentunya dengan legitimasi ini semua perangkat kompetisi akan berpikir seribu kali jika berlawan dengan PSSI. mungkin kita bisa andaikan PSSI sekarang adalah negara merdeka baru yang masih butuh sokongan lembaga internasional untuk menjalankan roda pemerintahannya.
kita memang masih belajar untuk mendudukan rakyat agar berorganisasi secara benar. semua merupakan dinamika. namun kita harus punya tujuan yg tegas, jelas dan terukur dalam bingkai persatuan untuk memajukan sepakbola kita. sejarah sepakbola dunia sudah memberikan indonesia contoh. apakah kita mau belajar dan mencobanya..? Bgm pengurus PSSI...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H