Sempat geram ngedenger Pak Prabowo bilang "Gaza lemah". Jadi, gue bakal komentarin dikit soal debat Capres kemarin. Khususnya, gue fokus ke Pak Prabowo yang bilang kalo Indonesia bisa "dilindas seperti Gaza" kalo gak punya militer yang kuat. Gue rasa sih ini perlu dijelasin kenapa statement ini bisa dibilang nggak tepat.
Pertama, ngomongin Gaza itu sebenarnya bukan cuma soal 'kekuatan militer yang lemah'. Jadi, gak tepat kalo kita samain situasi Gaza sama potensi ancaman ke Indonesia. Gaza itu dijajah sama Israel selama bertahun-tahun, cuy, dan ini tentang penjajahan, bukan cuma soal militer yang lemah.Â
Ada satu komentar dari netizen X yang gue rasa relate untuk dibahas. Gue taro tweetnya di bawah:
Ini nunjukkin gimana pernyataan Pak Prabowo bisa berakibat salah pemahaman tentang situasi yang lebih kompleks.
Terus, situasi di Gaza itu kompleks banget. Banyak orang di sana yang kehilangan rumah, keluarga, dan hak-hak dasar mereka. Jadi, bukan cuma soal 'lemah atau kuat', tapi lebih ke pelanggaran hak asasi manusia dan krisis kemanusiaan yang serius.
Pak Prabowo bilang, "yang lemah akan ditindas". Tapi, itu bukan cuma soal militer. Yang terjadi di Gaza itu ngasih kita pelajaran kalo penjajahan dan ketidakadilan bisa mengakibatkan penderitaan. Itu menunjukkan pentingnya menjaga hak asasi manusia dan keadilan bagi semua orang.
Jadi, intinya, gue rasa Prabowo miss the point di sini. Membandingkan Indonesia dengan Gaza dalam konteks kekuatan militer itu nggak tepat dan meremehkan masalah yang ada di Gaza.
Referensi:
Resty Woro Yuniar. (2024). "Indonesia election 2024: Anies, Ganjar attack Prabowo over defence, China policies in third presidential debate". South China Morning Post. Diakses dari https://www.scmp.com/week-asia/politics/article/3247640/indonesia-election-2024-anies-ganjar-attack-prabowo-over-defence-china-policies-third-presidential.