Di tengah arus global yang membawa pengaruhbudaya dan nilai-nilai asing, PPKn menjadi landasan untuk menanamkannilai-nilai kebangsaan, nasionalisme, dan karakter bangsa. Lebih jauh lagi,PPKn mengajarkan nilai-nilai dasar Pancasila, seperti kemanusiaan, keadilansosial, dan demokrasi, yang relevan di tengah tantangan global saat ini.Nilai-nilai ini menjadi panduan moral dalam berinteraksi, baik di lingkunganlokal maupun internasional, dan mendorong generasi muda untuk menjadi individuyang kritis, kreatif, dan bertanggung jawab. Oleh karena itu, pendidikan inisangat penting.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan(PPKn) memiliki peran yang sangat penting bagi generasi muda, terutama di eraglobalisasi ini. Di tengah arus global yang membawa pengaruh budaya dannilai-nilai asing, PPKn menjadi landasan untuk menanamkan nilai-nilaikebangsaan, nasionalisme, dan karakter bangsa. Pendidikan ini membantu generasimuda memahami identitas mereka sebagai warga negara Indonesia yang memiliki hakdan kewajiban untuk berkontribusi pada pembangunan bangsa.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan(PPKn) memiliki peran signifikan dalam membentuk generasi muda, termasuk merekayang berkarir di dunia arsitektur. Melalui pendidikan ini, generasi muda tidakhanya diajarkan tentang norma dan hukum negara, tetapi juga nilai-nilai yangberhubungan dengan moralitas, etika profesional, dan tanggung jawab sosial yangsangat relevan dalam profesi arsitek. Berikut ini adalah penjelasan mendalammengenai peran PPKn dalam bidang arsitektur.
Â
1.      Membangun Karakter dan EtikaProfesional
Â
Etika profesional adalah landasan penting dalam setiapprofesi, termasuk arsitektur. Melalui PPKn, generasi muda diajarkan untukmemiliki karakter yang kuat dan berpegang pada prinsip-prinsip moral dalamkehidupan pribadi dan profesional. Dalam dunia arsitektur, etika profesionalmencakup tanggung jawab terhadap klien, lingkungan, dan masyarakat secarakeseluruhan. Arsitek yang berpegang teguh pada nilai-nilai etika akan selalumemastikan bahwa setiap proyek yang dikerjakannya sesuai dengan standar keamanan,berkelanjutan, dan memiliki dampak positif bagi pengguna bangunan dan komunitassekitar.
Â
Etika juga mencakup transparansi dalam praktik kerja,misalnya saat arsitek memberikan estimasi biaya proyek atau dalam pengambilankeputusan mengenai material yang digunakan. Etika yang baik menjamin bahwakeputusan yang diambil selalu berpihak pada kepentingan klien dan masyarakat,bukan hanya keuntungan pribadi atau perusahaan.
Â
Contoh:Â Â
Seorang arsitek dalam proyek perumahan murah di perkotaan memutuskanuntuk menggunakan material berkualitas yang ramah lingkungan meskipun harganyasedikit lebih tinggi. Ini menunjukkan tanggung jawab sosial dan profesionaluntuk memastikan keamanan penghuni serta menjaga keberlanjutan lingkungan,meskipun ada tekanan untuk menekan biaya.
Â
Â
2.      Pemahaman Mendalam terhadap Hukumdan Regulasi
Â
Arsitek tidak hanya berperan sebagai desainer, tetapi jugasebagai penegak standar dan regulasi yang berlaku di bidang konstruksi danpembangunan. Dalam PPKn, generasi muda diajarkan pentingnya menghormati hukumyang berlaku, termasuk memahami regulasi tentang tata ruang, perizinanbangunan, dan standar keselamatan. Pengetahuan ini sangat penting dalammemastikan bahwa setiap proyek yang dirancang oleh arsitek sesuai dengan aturanhukum yang berlaku.
Â
Selain itu, pemahaman mendalam terhadap regulasi jugamembantu arsitek dalam merancang bangunan yang aman, sesuai dengan persyaratanzonasi, serta mematuhi standar keselamatan kebakaran, ketahanan gempa, danaksesibilitas. Dengan demikian, arsitek berperan penting dalam menjagakeselamatan publik melalui ketaatan terhadap regulasi tersebut.
Â
Contoh:Â
Seorang arsitek yang mendesain gedung bertingkat harus mengikutiperaturan tata ruang yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. Misalnya, adaaturan yang mengatur tinggi maksimal bangunan di area tertentu agar tidakmengganggu penerbangan atau merusak keindahan pemandangan. Dengan mengikutiregulasi ini, arsitek membantu mencegah konflik dengan pihak berwenang.
Â
Â
3.      Menghargai dan Melestarikan Budayaserta Warisan Lokal
Â
Salah satu aspek penting dari PPKn adalah menghormati danmelestarikan budaya serta warisan lokal. Dalam dunia arsitektur, penghargaanterhadap budaya ini tercermin melalui desain bangunan yang memadukanelemen-elemen tradisional dengan teknologi dan kebutuhan modern. Arsitek yangmemahami pentingnya nilai-nilai budaya akan lebih mampu menciptakan karya yangtidak hanya memenuhi fungsi praktis, tetapi juga menghormati identitas dansejarah masyarakat setempat.
Â
Dengan memadukan nilai-nilai budaya lokal ke dalam desainarsitektur, arsitek turut berperan dalam melestarikan warisan budaya yangmungkin terancam oleh modernisasi. Arsitektur yang berbasis pada kearifan lokaljuga membantu menjaga kesinambungan antara masa lalu dan masa depan, memastikanbahwa identitas budaya suatu daerah tetap hidup dalam karya-karya modern.
Â
Contoh:
Seorang arsitek Indonesia yang merancang hotel di Bali memilih untukmenggunakan konsep arsitektur tradisional Bali dengan atap alang-alang dandekorasi ukiran kayu, yang tetap sesuai dengan budaya lokal dan menarikwisatawan, sekaligus menjaga identitas daerah.
Â
Â
4.      Meningkatkan Rasa Nasionalisme danKebanggaan Terhadap Bangsa
Â
PPKn memainkan peran penting dalam menumbuhkan rasanasionalisme dan kebanggaan terhadap negara. Hal ini relevan dalam duniaarsitektur, di mana arsitek dapat menggunakan desain untuk mencerminkanidentitas nasional. Melalui karya-karya yang mencerminkan kekayaan budaya dannilai-nilai bangsa, arsitek dapat meningkatkan kebanggaan nasional, baik ditingkat lokal maupun internasional.
Â
Nasionalisme juga mendorong arsitek untuk berkontribusidalam pembangunan negara, dengan menciptakan bangunan yang tidak hanya estetikdan fungsional, tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat danpembangunan infrastruktur nasional. Rasa bangga terhadap tanah air ini dapatmendorong arsitek untuk menciptakan karya yang menjadi ikon nasional dan diakuisecara global.
Â
Contoh:
Gedung DPR/MPR RI di Jakarta, yang dirancang oleh arsitek Indonesia,adalah contoh arsitektur yang menggabungkan modernitas dan unsur budayaIndonesia. Gedung ini menjadi simbol kebanggaan nasional dan bukti bahwaarsitek Indonesia mampu menciptakan karya monumental yang dikenal di seluruhdunia.
Â
5.      Mendorong Partisipasi Aktif dalamPembangunan Masyarakat
Â
Salah satu nilai yang diajarkan dalam PPKn adalahpentingnya partisipasi aktif dalam masyarakat. Dalam profesi arsitektur, halini bisa diwujudkan dengan keterlibatan arsitek dalam proyek-proyek yangberdampak pada kepentingan publik, seperti ruang-ruang terbuka, taman kota,atau fasilitas umum yang inklusif. Arsitek yang terlibat aktif dalampembangunan masyarakat akan merancang bangunan yang tidak hanya indah secaravisual, tetapi juga fungsional, dapat diakses oleh semua kalangan, dan memenuhikebutuhan masyarakat luas.
Â
Keterlibatan ini juga berarti mendesain bangunan yanginklusif, di mana semua kelompok masyarakat, termasuk penyandang disabilitas,dapat menikmati fasilitas yang tersedia. Hal ini menunjukkan bahwa arsitektidak hanya bekerja untuk kepentingan ekonomi atau estetika, tetapi juga untukkesejahteraan sosial dan kenyamanan masyarakat.
Â
Contoh:
Proyek pembangunan taman kota yang ramah lingkungan dan dapat diaksesoleh semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas. Taman ini dilengkapidengan jalur pejalan kaki, area bermain anak, dan ruang hijau yang bisadimanfaatkan oleh seluruh masyarakat tanpa terkecuali.
Â
Â
6.      Mengembangkan Kemampuan BerpikirKritis dan Solusi Kolaboratif
Â
Dalam PPKn, nilai-nilai musyawarah dan mufakat sangatditekankan. Hal ini relevan dalam dunia arsitektur, di mana proyek sering kalimelibatkan banyak pihak, termasuk klien, pemerintah, kontraktor, danmasyarakat. Arsitek yang terlatih dalam berpikir kritis dan terbuka terhadappendapat orang lain akan lebih mampu menghasilkan solusi yang tepat dalamsetiap proyek yang dihadapinya.
Â
Kemampuan berpikir kritis juga berarti mampu menghadapitantangan kompleks dalam desain dan pembangunan. Arsitek perlu mempertimbangkanberbagai faktor seperti kondisi lingkungan, anggaran, permintaan klien, dandampak sosial dari bangunan yang dirancangnya. Melalui pemahaman tentang PPKn,arsitek dapat menggunakan pendekatan yang lebih inklusif dan demokratis dalamproses pengambilan keputusan.
Â
Contoh:
Seorang arsitek bekerja sama dengan pemerintah dan masyarakat dalammerancang hunian di daerah rawan banjir. Melalui diskusi dan konsultasi,arsitek tersebut mampu menciptakan desain yang tidak hanya estetis, tetapi jugafungsional untuk menanggulangi risiko banjir di masa depan.
Â
Â
7.      Mendorong Pembangunan yangBerkelanjutan dan Ramah Lingkungan
Â
PPKn mengajarkan pentingnya menjaga keseimbangan antarapembangunan dan kelestarian lingkungan. Dalam konteks arsitektur, hal inisejalan dengan konsep pembangunan berkelanjutan yang bertujuan untukmenciptakan bangunan yang ramah lingkungan, hemat energi, dan meminimalkandampak negatif terhadap ekosistem. Arsitek yang memiliki kesadaran lingkunganakan berupaya menciptakan desain yang tidak hanya estetis, tetapi jugamendukung pelestarian lingkungan.
Â
Bangunan yang berkelanjutan mencakup penggunaan materialyang ramah lingkungan, memaksimalkan efisiensi energi, dan menciptakan ruangyang adaptif terhadap perubahan iklim. Ini sejalan dengan gerakan global untukmeminimalkan dampak pembangunan terhadap perubahan iklim dan mendorongpraktik-praktik yang mendukung keberlanjutan jangka panjang.
Â
Contoh:
Desain gedung perkantoran yang menggunakan panel surya untuk sumberenergi, jendela kaca besar untuk memaksimalkan pencahayaan alami, dan sistemdaur ulang air hujan untuk kebutuhan toilet dan penyiraman tanaman.
Â
Â
8.      Menumbuhkan Kepemimpinan BerbasisNilai
Â
PPKn juga menanamkan nilai-nilai kepemimpinan yangberlandaskan pada moral, etika, dan tanggung jawab. Dalam profesi arsitektur,arsitek sering kali menjadi pemimpin tim proyek, yang bertugas mengoordinasikanberbagai disiplin ilmu dan memastikan proyek berjalan lancar. Arsitek yangmemiliki dasar kepemimpinan berbasis nilai akan mampu menjalankan peran inidengan baik, menjaga keseimbangan antara efisiensi kerja, kualitas hasil, dankepuasan semua pihak yang terlibat.
Â
Kepemimpinan berbasis nilai juga berarti mampu mengambilkeputusan yang adil dan mempertimbangkan kepentingan berbagai pihak. Dalamsebuah proyek, arsitek harus mempertimbangkan masukan dari klien, pemerintah,kontraktor, dan masyarakat, serta mengambil keputusan yang sesuai dengan etikaprofesional dan tanggung jawab sosial.
Â
Contoh:
Seorang arsitek yang memimpin proyek pembangunan jembatan harus bekerjasama dengan insinyur sipil, tenaga kerja, dan pemerintah daerah. Arsitektersebut bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua pihak bekerja sesuaidengan standar keamanan dan waktu yang telah ditentukan.
Â
Â
Kesimpulan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan(PPKn) memberikan bekal yang sangat penting bagi generasi muda, terutama merekayang berkarir di bidang arsitektur. Dengan nilai-nilai etika, budaya, hukum,dan tanggung jawab sosial yang diajarkan melalui PPKn, arsitek masa depan tidakhanya siap untuk merancang bangunan yang estetis dan fungsional, tetapi jugaberkontribusi secara positif terhadap masyarakat dan lingkungan. Generasiarsitek yang berpegang teguh pada nilai-nilai ini akan menciptakan karya-karya yangtidak hanya memajukan teknologi, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai luhurbangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H