Malam yang gerah di Surabaya.
Selalu saja aku terusik kala menjelang terik mentari di hari Jumat,beberapa rekan memasang status di blackberry messengernya bahwa dia sedang bersiap menunaikan ibadah Jumatan.Bukan hanya di bbm,bahkan di facebook atau juga twitter,para pria alay ini membagi status dan tweet sedang sholat dengan ragam bahasa dan kosakata namun tetap satu warna.Pamer.Tak mau kalah,para betina lebay juga dengan semangatnya memprovokasi dengan kalimat seperti,”Yang Cakep,pasti sholat Jumat,” terkadang juga seperti ini,”Pria paling ganteng adalah yang mau berangkat Jumatan.”
Bukan hanya pemuda alay,bahkan menurut informasi dari seorang teman dan setelah aku cek di tekape.Ternyata benar.Ada seorang pria uzur tak makmur yang hobi nya membagi kegiatan ibadah tahajud nya di media social,seru nggak tuh.Dengan bahasa kalbu puitis yang intinya berteriak di facebook,”woooooiiii,sini ente liat ane yang alim ini sedang wudlu buat tahajud,keren kan,daripada ente bisa nya cuman molor,hehehe.”
Terserah bagaimana para bijak cendikia menanggapi nya.Aku tidak perduli.Juga silakan saja para ustadz dan alim ulama melihat fenomena ini,I don’t care.Yang aku pedulikan Cuma satu,yaitu risih bin jengah.Ibadah adalah urusan hamba dengan Penciptanya,begitu intim,syahdu dan kusyu.Sayang banget kalau harus dicemari dengan kegiatan update tak penting seperti itu.Karena bagaimanapun sebutan nya,media social itu adalah sebuah wadah untuk kita berpamer ria.Contohnya aku sendiri yang hobi banget pamer makanan yang aku makan,termasuk sudah gejala kelainan jiwa itu.Bodo amat.Ada juga yang suka pamer liburan nya.Bahkan instagram,yang juga adalah media social paling gress intinya juga sama.PAMER FOTO.Tidak usah berdalih dengan bahasa komunikasi tingkat tinggi.Bahwa twitter juga berguna untuk menyebarkan informasi terkini,iya.Itu bagi pengguna twitter yang dewasa.Tidak seperti aku dan mereka yang hobi nya pamer kegalauan saja di time line.Menyampah sepanjang waktu.
Kembali pada topic bahasan,dimana judul sengaja aku tulis demikian ,karena benar ada nya.Silakan bagi yang muslim,bertanya pada guru ngaji nya masing-masing.Ibadah yang disertai dengan riya’ apa balasan nya ? pasti jawab nya,tidak akan mendapat pahala.Kasian banget kan ente.
Percaya tidak percaya,silakan saja.Tetapi aku yang telah makan asam garam bergaul dengan setan-setan terkutuk menjadi hafal betul bagaimana kelicikan mereka dalam menjerumuskan umat manusia menuju ke neraka.Pertama adalah dia (setan) membisikkan kemalasan dan keengganan beribadah dalam benak pikiran manusia.Bila cara pertama gagal karena keteguhan iman dan taqwa anda.Maka dia menggunakan teknik kedua,yang terbukti mujarab,yaitu menghembuskan perasaan berbangga hati karena berhasil melaksanakan ibadah,dan merasa menjadi makhluk terbaik daripada mereka yang lalai dalam shalat nya.Lalu perlahan anda terjerumus dalam kegiatan riya’ atau pamer.Nah,Zero point akhir nya.Setan pun senang bertepuk tangan bernyanyi riang.
Mau seperti itu…monggo.
Salam pamer yuuukkk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H