Mohon tunggu...
Dedy Irwanto
Dedy Irwanto Mohon Tunggu... -

Saya adalah orang yang tidak tahu dan akan menjadi tahu, setidaknya ingin tahu

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Harimau Tetap Harimau, Domba Tetap Domba

18 Juni 2011   03:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:24 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

sekelompok harimau akan dipimpin oleh seekor harimau, sekelompok domba akan dipimpin oleh seekor domba


Seperti itulah hukumnya menurut saya,

Tidaklah mungkin ada seekor domba yang akan memimpin sekelompok harimau. Domba ini pati tidak akan bertahan lama dan langsung dimangsa oleh harimau atau mungkin dipermainkan dulu sebelum dijatuhlan. dan pada akhirnya akan maju seekor harimau yang menggantikan domba tersebut sebagai pemimpin.
Tapi bisa berbeda bila sekelompok harimau tersebut tidak memiliki taring tetapi hanya memiliki nyali. Mereka hanya berani mengeluhkan sang domba dalam kepemimpinannya namun tidak berani untuk maju menggantikan domba tersebut, lalu di mana letak nyali mereka?

Begitu juga dengan sekelompok domba, tidak mungkin ada seekor harimau yang mau memimpin sekelompok domba. Nyali besar serta taring harimau yang tajam seperti tidak berguna ketika menimpin domba yang terlalu nyaman dengan bulu-bulu tebal nan halus mereka. Sekeras apapun harimau mengerahkan kekuatan tidak akan mungkin tumbuh taring pada domba-domba ini. Akhirnya pun harimau memilih meninggalkan sekelompok domba tersebut, memangsa mereka  atau memimpin mereka semua dengan seenaknya dan hanya memikirkan diri sendiri.

Bagi saya

sekelompok harimau yang dipimpin oleh seekor domba akan tetap menjadi harimau dan sekelompok domba yang dipimpin oleh seekor harimau akan tetap menjadi domba

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun