[caption caption="Arfi Wahyuni"][/caption]KETIKA sesuatu tidak dapat bersentuhan dengan kehidupan nyata, maka sehebat apapun pelajaran matematika akan sangat dibenci anak-anak. “Kelemahan kami, kebanyakan guru matematika selama ini, adalah pelajaran matematika yang kami ajarkan tidak bersentuhan langsung dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya murid-murid tidak menganggap pelajaran matematika itu penting. Malahan cenderung membosankan dan menakutkan,” ungkap Arfi Wahyuni, Guru MTs Negeri Lubuk Pakam.
Arfi juga mengakui, sebagai guru mata pelajaran matematika, ia juga masih kurang menerapkan pembelajaran yang memosisikan matematika sebagai instrumen yang bersentuhan langsung dengan kehidupan sehari-hari. Karena itu, ia benar-benar mau belajar bagaimana cara membumikan pelajaran matematika.
ketika ia mengikuti pelatihan Praktik Pembelajaran dan Manajemen yang Baik Tingkat SMP/MTs Modul 3 Propinsi Sumatera Utara yang digelar USAID PRIORITAS Sumatera Utara pada 21-29 Agustus lalu, di Pematang Siantar, Guru Matematika ini sangat senang karena bisa mendapatkan pemahaman bahwa sebaiknya pembelajaran di dalam kelas selalu kontekstual dan aplikatif.
“Kami secara berkelompok dilatih menyusun Rancangan Perencanaan Pembelajaran (RPP) yang di dalam proses pembelajaran, murid-murid diajarkan mengelola projek, memanfaatkan matematika di kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Untuk persiapan tugas pembelajaran tersebut Arfi bersama rekan-rekannya menyusun RPP tentang merencanakan pesta ulang tahun anak. Murid-murid akan ditugaskan mengelola sejumlah dana untuk mempersiapkan dan mengatur perencanaan keuangan sekaligus mendesain pesta ulang tahunnya. “Konsep seperti ini tentu akan sangat menyenangkan bagi anak. Matematika benar-benar mereka sadari bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H