[caption caption="Anak-anak dipandu gurunya membaca buku besar"][/caption]
KEHADIRAN buku berjenjang bukan hanya membantu siswa membaca, tetapi juga meningkatkan daya prediksinya, dana analisisnya serta mereka terampil menyimpulkan sesuatu. Tak heran jika pendekatan saintifik dengan memnfaatkan buku berjenjang sukses menciptakan pembelajaran aktif nan menyenangkan.Â
***
"Ini gambar apa?" tanya Yanti Junita Sari (45), guru kelas satu sembari menunjukkan sebuah gambar di buku. Anak-anak menyahut cepat, "Sungai, Bu."
Bu guru kembali melempar tanya, apa gunanya sungai? Secepat kilat, Cerry, bocah perempuan tujuh tahun itu menyahut, "Tempat buang sampah, Bu." kelas sontak heboh. Anak-anak menertawai Cerry. Yanti kaget. Namun sebagia guru, ia sadar, anak-anak sudah berusaha menjawab. Jadi, jawaban benar atau salah bukan prioritas utama dalam pembelajaran.
Yanti segera meluruskan jawaban Cerry. Ia menjelaskan bahwa sungai bukan tempat bunag sampah, tetapi sesuatu yang harus dirawat dan dilestarikan. Bahkan harus dijauhkan dari sampah. Begitulah kelas hari itu berjalan sangat menyenangkan. Anak-anak semarak dan sangat aktif.
Menurut Yanti, pmbelajaran dengan menggunakan buku besar (big book) membantu anak-anak memprediksi banyak hal. Temasuk hal-hal yang tidak dipikirkan oleh sang guru. "Walau jawaban sebagian anka-anak salah, tapi itu justru bagus. Mereka belajar memprediksi sesuatu. Saya merasakan, anak anak bahkan lebih antusias," ungkapnya.
Yanti menceritakan, pembelajaran hari ini bisa berjalan sukses karena ia sudah merancang pembelajaran dengan baik sebelum masuk ke kelas. Ia juga bahkan telah menuntaskan pelatihan modul 1 sampai 3 tentang penggunaan buku bacaan berjenjang. Buku besar adalah bagian dari buku bacaan berjenjang. Buku berjenjang adalah bacaan yang didesain sesuai dengan kebutuhan baca anak kelas-kelas awal (kelas 1 sampai 3). Buku ini didesain sesuai tingkatan kemampuan membaca anak. Dengan bacaan tersebut sesua jenjangnya, kemampuan anak mengenali huruf, kata, dan tanda baca akan bertumbuh pesat. Tak hanya tu, kemampuan anak mengaya, memprediksi, bertanya, mengamati dan membangun kesimpulan juga akan berkembang lebih baik.
Menurut keterangan Yanti, untuk menumbuhkan keterampilan baca anak, maka buku berjenjang menjadi salah satu solusi yang bijak. Lewat buku berjenjang, anka akan diperkenalkan dengan satu ide besar lewat menganalisa gambar dan membaca teks yang relatif sedikit. Teks dibuat untuk mendeskripsikan gambar. Jika anak kesulitan untuk menyimpulkan sesuatu, kata dia, maka buku berjenjang bisa diajarkan berulang-ulang sampai anak bisa menemukan pengetahuannya sendiri.
Ada beberapa cara penggunaan buku berjenjang. Diantaranya, membaca bersama, membaca mandiri dan membaca terbimbing. Membaca bersama persis seperti dilakukan Cerry dan kawan-kawan. Mereka akan berkumpul membaca sebuah buku dengan dipandu oleh gurunya. Sedangkan membaca mandiri, anak-anak akan mengambil buku dari pojok baca yang disediakan di kelas. Pojok kelas seperti sebuah etalase yang berisi beragam jenis buku bacaan untuk anka-anak, biasanya didonimasi buku fiksi seperti buku tentang cerita-verita lokal, fabel, mitos, cerita pendek, majalah, dan lainnya. Hal itu sengaja untuk menumbuhkan minat baca siswa. Dalam membaca mandiri, anak harus mengambil buku bacaan sendiri. Mereka bebas memilih judul buku sesuai seleranya. Mereka bebas untuk memiloih tempat baca.
Sedangkan membaca terbimbing, anak-anak akan dikelompokkan. Satu kelompok sekitar 6 anak. Dalam kelompok ini setiap anak akan diberikan buku untuk dibaca secara bersama-sama. Guru akan memantau dan membantu mereka jika melihat ada kelompok yang kesulitan membaca. "Kami kan harus mengenali kemampuan mereka masing-masing, sebelum dibagi kelompoknya. Di kelompok itu, mereka akan belajar membaca satu sama lain," terang Yanti.