stunting. Masih banyak orang tua muda yang belum mengetahui pentingnya mencukupkan kebutuhan gizi bayi pada 1000 hari pertama.
PENGETAHUAN orang tua yang terbatas mengenai tumbuh kembang bayi menjadi pemicuPersoalan stunting salah satu topik yang diperdebatkan pada debat ketiga Pilpres 2019 lalu. Persoalan kesehatan ini menjadi sorotan media karena angka stunting di Indonesia amat tinggi (30,8 persen).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, 7,8 juta balita Indonesia mengalami stunting. Stunting diartikan sebagai kondisi bayi yang gagal tumbuh kembang. Djarot Syaiful Hidayat, politisi PDIP mendefenisikannya dengan diksi: cebol! Kondisi stunting bisa dialami oleh anak-anak yang mendapatkan gizi buruk, terkena infeksi berulang, dan stimulasi psikososialnya tidak memadai.Â
Riset Kesehatan Nasional 2018 menggambarkan 30,8 persen balita di Indonesia mengalami stunting jauh melampaui ambang batas prevalensi yang ditetapkan WHO. Jika di atas angka 30 persen, WHO mengkategorikan sebagai kondisi SANGAT BURUK.Â
WHO sendiri telah menetapkan stunting sebagai fokus Global Nutrition Targets untuk 2025, juga Sustainable Development Goals untuk 2030, mengingat ada 44 negara (termasuk Indonesia) memiliki tingkat stunting sangat tinggi.
"Seribu hari pertama anak itu terhitung sejak jabang bayi masih di dalam rahim ibunya hingga ia berusia dua tahun. Pada umur seribu hari inilah, otak bayi berkembang secara optimal," terang Dokter Spesialis Anak Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K) dalam Workshop Grow Happy di Medan, kemaren.
Dewi mengajak para orangtua untuk menyadari pentingnya memanfaatkan momentum seribu hari pertama anak ini. Pada momen emas ini, Dewi menganjurkan agar orangtua berjuang memcukupkan kebutuhan nutrisi bagi tumbuh kembang anak. Agar otak anak bisa berkembang secara maksimal sehingga kelak menjulang sebagai insan yang cerdas.
Dewi juga menerangkan, selain untuk perkembangan otak, kecukupan gizi juga demi menjawab kondisi fisik bayi. Bahwa lada usia seribu hari pertama, sistem pencernaan dan imun anak-anak belum matang. Dalam kondisi tersebut, potensi anak terserang penyakit masih rentan, karena itulah, menopang gizi anak dengan berkecukupan menjadi keniscayaan, supaya sel-sel tubuhnya berkembang dengan baik, saluran pencernaannya berfungsi dengan ideal dan daya tahan tubuhnya semakin kuat.Â
Salah satu kiat memenuhi kebutuhan gizi anak, menurut Dewi adalah dengan memastikan sistem pencernaan anak berkembang dengan baik dan selalu dalam kondisi afiat. Jika saluran pencernaan anak berkembang dengan baik, maka tubuhnya mampu menyerap saripati makanan dengan baik pula. Karena itulah, orangtua amat disarankan memberikan makanan dengan kandungan gizi seimbang dan serta mengandung probiotik bagi bayi.
Jika diibaratkan dengan sebuah rencana penerbangan panjang, tugas orangtua adalah menyiapkan landasan yang tepat bagi anak. Jika orangtua berhasil membangun landasan dengan benar, anak akan lepas landas dengan lancar dan melesat di angkasa. Ia kelak mampu melanjutkan perjalanan panjangnya dengan aman.
Selain memastikan ketercukupan gizi bagi anak pada usia seribu hari pertama, perlu juga memperhatikan perkembangan emosi anak. Kematangan emosi dan kebahagiaan anak, menurit Psikolog Elizabeth Santosa bisa diintervensi dengan meneladankan cara hidup dan berperilaku yang baik. Orangtua menjadi teladan bagi anak. Apa yang dipertontonkan orangtua setiap saat akan ditiru oleh anak. Karena itu, orangtua bisa mempraktekkan hal-hal baik dan positif terhadap anak.