Mohon tunggu...
Dedy Dahlan
Dedy Dahlan Mohon Tunggu... Konsultan - Passion Coach, Penulis Best Seller

Penulis buku Best Seller Lakukan Dengan Hati, Ini Cara Gue, dan Passion!. Business Director Mitologi Inspira. Anggota International Coach Federation (ICF), dan Certified Practitioner MBTI dari Myers Briggs Asia Pacific. |   Business Website : www.mitologiinspira.com YouTube : youtube.com/user/dedydahlan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Sukses Tanpa “Tapi” dan “Cuma”

11 Januari 2016   16:35 Diperbarui: 11 Januari 2016   16:45 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gimana kalau saya bilang, bahwa seringkali, yang sebenarnya menghambat Anda menjalani profesi impian Anda dan PASSION Anda, bukanlah masalah modal, bukan juga masalah skill, dan bukan juga masalah teman Anda yang nggak ikhlas dan nggak ridho Anda sukses sendiri dan meninggalkan dia di belakang, duduk di pojokan ruangan sambil menyanyikan lagu anak- anak, “Aaaaku sediiiiih duduk sendiriiiii…”

Salah satu masalah yang saya lihat menghambat buanyaak orang, dan paling sering keluar waktu saya meng- coaching para coachee saya, ataupun kenalan- kenalan saya, ternyata adalah dua kata kecil, yang terdiri dari empat huruf. “Tapi”, dan “Cuma”.

“Iya sih coach, sebenarnya saya udah bisa langsung mulai aja ya”, nah setelah ini keluar deh, “tapiiiii…

Tuuh kan.

“Saya udah bikin niiih rencananya. Saya bisa mulai dari ngerjain ini, ngerjain itu, cumaaaaa….

Dan lebih parah kalau disebutin sekaligus keduanya. Tandem.

“Saya udah kebayang sih jalannya. Saya antusias niiiih. Tapi kan, cuma kan, tapii kan, cumaaa kaaaaan… taapiiii…”

Bahkan apa yang disebutkan setelah kata “tapi” dan “cuma” itu udah nggak ngaruh. Apa yang disebutkan setelahnya, adalah alasan kenapa kita ‘nggak mau’ atau ‘nggak bisa’ melakukan itu, dan itu sudah nggak penting lagi buat orang lain yang mendengar, dan terutama, buat DIRI ANDA sendiri!

Alasan yang disebutkan setelah itu bisa “nggak ada uangnya”, “nggak ada skillnya”, “lagi sibuk”, atau “nggak punya menyan (lho, emang ngedukun?)”. Apapun alasan itu, sebenarnya efek ‘membunuh motivasinya’ tidak akan SEBESAR kata “tapi” dan “cuma” yang Anda sebutkan sebelumnya.

Soalnya, pada saat Anda mengatakan “taapiiiiii” atau “cuumaaaaa”, otak Anda langsung mencari PEMBENARAN yang berlawanan, atau membuat apa yang diucapkan sebelum kata “tapi” dan “cuma” itu jadi remeh dan jadi tidak berlaku lagi!

Ini buktinya. Bayangkan diri Anda bertemu teman Anda, lalu mengajak dia untuk menemani Anda pergi ke suatu tempat, dan dia mengatakan ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun