Mohon tunggu...
Dedy Amril Ismail
Dedy Amril Ismail Mohon Tunggu... pegawai negeri -

GURU, punya semboyan: JANGAN BIARKAN ORANG YANG TAKTAHU BACA-TULIS-HITUNG MASUK KE KOMPASIANA.....

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kab. Konsel Punya Rahasia (Pesona Pantai Wia-wia Laonti)

16 September 2010   12:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:12 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Masih dalam suasana Idul Fitri, selain sebagai ajang silaturahmi maaf-memaafkan, sekaligus digunakan sebagai pelesiran. Seperti yang juga saya lakukan saat Lebaran ini. Setelah beberapa kali Idul Fitri yang diiringi suasana bising, kali ini saya mencoba suasana lain, mengunjungi sanak kerabat di Kec. Laonti Kab. Konawe Selatan (Konsel) sambil, tidak ada salahnya, menenteng kamera digital selama perjalanan. Berjarak kira-kira 100 km, Kec. Laonti harus ditempuh melalui laut karena tidak memiliki akses darat. Perjalanan laut ditempuh menggunakan 'bodi' (istilah orang asli Kendari, sejenis kapal motor dari kayu) dengan waktu tempuh kira-kira 7 jam. Berangkat dari Pelabuhan Batu Kendari pada pukul 10.00 dan tiba di Pelabuhan Laonti pukul 17.00. Dari 7 jam perjalanan itu, kebetulan ombak lagi bersahabat, selama kira-kira 6 jam saya dapat menikmati pemandangan Teluk Kendari. Sekitar sejam menjelang berlabuh di Pelabuhan Laonti, mulailah pemandangan unik yang ruarr biasaa, karena perjalanan mulai memasuki kawasan sungai yang di kiri dan kanan disuguhi pemandangan susunan batu dan pepohonan. Saya pun takjub dengan keindahan alam karya Allah SWT. Saat tiba di Pelabuhan Laonti, saya disambut oleh keramahan penduduk yang menawarkan jasa ojek sepeda motor. Saya pun menggunakan jasa ojek itu untuk menuju ke rumah keluarga yang berjarak 5 km. Singkatnya, setelah bersilaturahmi, berbincang-bincang sekaligus (menyalurkan hoby) mencari informasi lokasi-lokasi unik yang ada di sekitar daerah ini. Beberapa kerabat merekomendasikan Pantai Wia-Wia yang berjarak 8 km dari rumah kerabat ini. Esoknya, dengan penuh penasaran saya meminta untuk diantar ke Pantai Wia-Wia yang direkomendasikan bahwa pemandangan dan suasananya tidak kalah dengan tempat wisata lain. Melalui jalan darat via sepeda motor, menapaki jalan licin, berliku dan kadang berbatu cadas, sekitar 30 menit tibalah saya di Pantai Wia-Wia. Amboiiiii...., ternyata tempat ini menyimpan rahasia alam nan elok. Pasirnya yang putih bersih, pemandangan alamnya, rasanya perjalanan yang ditempuh tadi menjadi hilang. Pun begitu berendam di air lautnya terasa betapa segar dan hangat. Kurang lebih 2 jam menyusuri pantai yang panjangnya 1,5 km sembari mencari kerang, berbincang dengan penduduk setempat dan tentu saja, jepret sana-jepret sini, inilah hasilnya. Pantai Wia-Wia Pantai Wia-Wia (1) Pantai Wia-Wia dgn latar dermaga dan pemukiman penduduk Dermaga di Pantai Wia-Wia 'Kompleks Bebatuan' di Pantai Wia-Wia Saat di Pantai dengan latar belakang Pulau Wawonii Menikmati pemandangan Pantai Wia-Wia yang mempesona sambil menikmati ikan bakar yang masih segar dan membeli 'cendera mata' makanan khas hasil laut berupa ikabengga yaitu irisan ikan pari yang telah dikeringkan dan memiliki bau yang khas mengundang selera makan tentunya dan melihat pengolahan sirip ikan hiu, membuat lupa akan Kota Kendari yang mulai bising dan rutinitas pekerjaan yang besoknya sudah harus saya hadapi lagi. Dan tentunya, membawa pesanan penduduk setempat untuk mempublikasikannya agar menjadi dikenal oleh dunia luar. Langsung saya teringat dengan KOMPASIANA....!! 'ikabengga'

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun