STIBA Ar-Raayah- langkah ini sudah menemui titik akhir perjalanan dalam rihlah keilmuan yang luar biasa yang ana susuri di ma'had tercinta Ar-Raayah Sukabumi, lima tahun diri ini menimba ilmu di samudra keilmuan di Arraayah, semoga rahmat Allah SWT selalu tercurah kepada semua Asatidz dan Masyaikh yang telah mengorbankan waktunya bagi kami untuk menyampaikan ilmu-ilmu agama melalui wasilah bahasa arab, Alhamdulillah atas segala nikmat yang Allah titipkan bagi kami semua para penuntut ilmu.
Sulit untuk mendeskripsikan perjalanan rihlah keilmuan yang ditempuh selama lima tahun ini, tulisan tak sanggung mencurahkan segala bentuk pengalaman yang tersimpan kuat didalam hati, perkataan tak sanggung untuk menuturkan segala rasa yang tersusun didalam jiwa dengan begitu rapi, dan mungkin dengan perilaku bisa mewakili dengan menyebar mengemban amanah seperti para nabi dalam mendakwahi islam yang merupakan perintah dari Ilahi Rabbi.Rasa syukur pun tercurahkan kepada Allah atas takdir ini, sebuah pilihan yang bisa mengubah kepribadian dan prilaku, walaupun ada banyak duri-duri yang mengganggu fokus para penuntut ilmu.
Dimulai dari mustawa i'dad yaitu persiapan bahasa, hari yang dilalui penuh dengan rintangan dan tantangan dan bisa terlalui Alhamdulillah tak terasa, dilanjut dengan tahun kedua yang dibaluti dengan semangat penuntut ilmu yang sangat tinggi dan selalu harus menjaga niat  agar tujuannya tak melenceng dikemudian hari, dan tahun ketiga dan keempat Allah Azza Wajalla menguji kami dengan datangnya wabah Covid 19 dan harus belajar mandiri tanpa ada aturan yang mengiringi, jiwa penuntut ilmu diuji yang mana rasa ikhlas dalam belajar harus dipupuk agar tak sirna disebabkan oleh keadaan dan suasana, begitu juga dengan niat yang harus dijaga agar tak terlena oleh bisikan halus syaitan yang selalu menjadi musuh dimana pun kita berada. Berada ditahun kelima, yaitu bagian akhir daripada sebuah perjuangan, pikiran yang mulai berangan-angan untuk menatap masa depan, ditembah dengan persiapan ujian A-Quran dan penulisan skripsi (Bahts) yang menjadi momok tersendiri bagi sebagian dari kami.
Hari-hari yang begitu cepat berjalan, Ujian Al-Quran satu persatu terlewati dan penulisan skripsi mulai ditemukan titik henti, doa-doa terus terlantunkan demi mendapat kemudahan dari sang ilahi, sampai dipertemukan dengan ujian niha'i, sebagai akhir dari perjuangan dipenjara suci ini. Tak lupa diri ini bersyukur kepada Ilahi Rabbi yang telah memberikan kesempatan dan pengalaman, yang telah menganugrahi kemudahan dan menguatkan hati dalam upaya memperbaiki diri agar lebih baik lagi. Perjuangan akhir yang mengesankan, jasa mereka (guru) yang sulit terbalaskan, Cuma doa dan rasa syukur bisa tersampaikan. Wassalam....
Dedy Rizaldi || Montasik, Aceh Besar, Rab/05/07/23
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H