Mohon tunggu...
Dedy Rizaldi
Dedy Rizaldi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - ahlan para pecinta lembaran hikmah dan dakwah

pelajar

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Izinkan Aku Merebut Surga-Mu

12 Maret 2021   10:00 Diperbarui: 21 Oktober 2022   17:14 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

  Terik matahari panas menyengat membuat kulit memerah, sumber-sumber air mengering membuat mereka tak kuasa meredam kehausan,  begitulah situasi dan kondisi yang begitu menyakitkan hati para sahabat-sahabat nabi menanti sepucuk hidayah dan setitik cahaya kebenaran yang dibawa oleh sang teladan di jazirah arab itu.tak hayal selama bertahun-tahun mereka bersama Rasulullah SAW susah, gelisah, bahagia, dan ceria dilalui dengan penuh kekhidmatan dan keikhlasan.
   Tapi, dibalik kepelikan itu semua ada secercah kisah ataupun peristiwa yang menjadi titik keizzahan agama islam yang mulia ini, masa dimana semangat para-para muslimin menanjak tinggi tak bisa diilustrasikan dengan bahasa hati maupun nurani. Hari dimana tiap-tiap jiwa dari para sahabat seakan-seakan mendekati tempat yang paling tinggi nan mulia yaitu surga.

  Peristiwa yang bertepatan pada bulan yang paling mulia diantara bulan-bulan, yaitu Ramadhan. Dan apa yang terjadi? yaitu sebuah peperangan besar pertama yang diladeni dan dijajaki oleh umat Islam dengan meladeni  para kaum kafir Quraisy yang terjadi pada tanggal 17 bertepatan tahun ke-2 Hijriah.
pertempuran ini terjadi di daerah Badar, yaitu nama sebuah tempat yang terletak di antara Mekah dan Madinah.
Dalam riwayat masyhur disebutkan bahwa Perang ini  terjadi pada hari yang mulia pula yaitu bertepatan pada hari Jumat, yaitu Hari itu merupakan hari pemisah antara kebenaran dan kebatilan.

  Tak dapat dipungkiri lagi, kalau jiwa-jiwa ksatria para sahabat begitu menyala-nyala bak api yang menyebar diantara sekam-sekam.
tentunya dengan motivasi akhirat, mereka berjuang demi menegakkan kalimat tauhid لا إله إلالله dan menjaga kekokohan agama islam itu sendiri,  walaupun nyawa yang menjadi taruhan, pastilah surga yang menjadi imbalan.

  Sahabat seiman, terselip  sepotong kisah yang begitu menghentak sanubari dan hati nurani yaitu pada sosok ayah dan anak yang sama-sama saling berebut tiket ke surga.
Yaitu sahabat yang mulia yang bernama Khutsaimah bin Harits mengadakan undian bersama putranya yang bernama Sa’ad untuk menentukan siapakah di antara keduanya yang akan keluar untuk berangkat ke medan jihad di badar dan siapa yang tetap tinggal di rumah untuk menjaga para wanita.

  Ternyata undian diraih oleh putranya Sa’ad, maka ayahnya berkata kepadanya: "Wahai anakku relakanlah hari ini agar ayah yang keluar untuk berjihad, biarkanlah engkau yang mengurusi para wanita". Sa’ad berkata "Demi Alloh wahai ayahku seandainya saja bukan karena masalah syurga, niscaya akan aku berikan padamu (kesempatan ini), tetapi ini adalah surga yang luasnya seluas langit dan bumi, saya tidak akan memberikan bagianku kepada seorang pun".


  Akhirnya Sa’ad keluar untuk Perang Badar dan gugur di dalamnya, sedangkan ayahnya pun selalu berharap setelah itu, sehingga beliau pun juga gugur dalam perang Uhud. Semoga Allah meridhoi mereka semua.
Aamiin Ya Robbal 'Alamin.


(Sumber Kisah : Al–Ishobah Ibnu Hajar)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun