Mohon tunggu...
Dedy Padang
Dedy Padang Mohon Tunggu... Petani - Orang Biasa

Sedang berjuang menjadikan kegiatan menulis sebagai sarana yang sangat baik untuk menenangkan diri dan tidak tertutup kemungkinan orang lain pula.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyangkal Diri, Memikul Salib dan Mengikuti Aku

9 Agustus 2024   00:11 Diperbarui: 9 Agustus 2024   00:20 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Aku. Itulah yang Tuhan Yesus katakan kepada setiap orang yang hendak menjadi murid-Nya. Tidak ada paksaan. Hanya berupa syarat yang harus dinyatakan agar setiap orang benar-benar sah menjadi murid-Nya.

Ya, tidak ada paksaan, sekalipun Tuhan Yesus menuntut penyangkalan diri. Ini memang keharusan bagi setiap pekerja di Kerajaan Allah, bahwa segala urusan yang hanya demi kepentingan diri sendiri harus ditinggalkan.

Ya, tidak ada paksaan di sana, sekalipun Tuhan Yesus meminta agar setiap orang yang menjadi murid-Nya harus mau memikul salibnya. Tidak ada jaminan bahwa hidup akan baik-baik saja. Namun saat sesuatu yang tidak mengenakkan terjadi, mari menghadapinya dengan tegas. Tidak ada tempat bagi si manja dan pengecut di dalam komunitas-Nya.

Ya, memang tidak ada paksaan untuk menjadi murid-Nya, sekalipun Ia meminta untuk mengikuti-Nya. Ini wajar. Murid itu layaknya pengikut. Ia tidak berjalan di depan tetapi di belakang. Yang didepan ialah yang diikuti. Jikalau itu adalah Tuhan, maka ia pun layak disebut sebagai pengikut Tuhan. Sebaliknya, jika itu ialah si jahat, maka ia pun layak disebut sebagai pengikut si jahat. Hanya kalau dalam segalanya selalu mengedepankan Tuhanlah maka ia pun layak disebut sebagai pengikut Tuhan.

Demikianlah Tuhan Yesus memberikan syarat bagi siapa saja yang tergerak hatinya untuk menjadi murid-Nya. Tidak ada paksaan. Hanya saja, setiap pilihan yang diambil menentukan siapa diri kita yang sebenarnya: pengikuti Dia yang adalah Tuhan atau pengikut dia yang adalah si jahat.

(Terinspirasi dari Matius 16:24-28)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun