Karena tegurannya tentang kebenaran, Yohanes Pembaptis masuk penjara dan bahkan mati dengan dipenggal kepalanya. Apakah dengan kematiaannya kebenaran yang ia serukan itu akan mati pula?
Itulah kekeliruan dari pilihan yang diambil Herodes dan Herodias istrinya yang diambil dari saudaranya Filipus. Baik Herodes maupun Herdosia sama-sama berpikir bahwa dengan membunuh Yohanes Pembaptis maka kebenaran yang ia serukan pun akan lenyap.
Nyatanya tidaklah demikian. Herodes bahkan mengira kalau Yesus itu adalah Yohanes Pembaptis yang telah bangkit dari antara orang mati (lihat Markus 6:14-16). Hati nuraninya seakan terus terusik oleh kebenaran yang pernah diserukan Yohanes Pembaptis dan sikapnya untuk membunuh Yohanes Pembaptis.
Kebenaran sampai kapanpun tidak akan mati. Itulah nilai kemartiran Yohanes Pembaptis yang harus kita camkan sampai detik ini dan untuk selamanya. Dengan demikian iman dan kesetiaan kita pada Tuhan tetap terjaga dengan selalu setia berbuat yang baik dan memperjuangkan kebenaran, apapun ancamannya.
(terinspirasi dari Markus 6:17-29)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H